KUALA LUMPUR (ANTARA) - Perdana Menteri sementara Malaysia Mahathir Mohamad mengungkapkan alasan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri ke-7 dalam pidato khusus yang disiarkan langsung melalui televisi, radio dan media sosial Radio Televisi Malaysia (RTM), Rabu, pukul 16.45 sore.
"Terlebih dahulu izinkan saya memohon maaf kepada semua rakyat Malaysia karena keadaan politik negara yang agak kocar-kacir dan mungkin menimbulkan keresahan di kalangan tuan-tuan dan puan-puan," katanya.
Mahathir mengatakan pihaknya telah menyerahkan surat peletakan jabatan sebagai perdana menteri ketujuh kepada Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung.
"Walau bagaimanapun, saya telah dipanggil menghadap ( Yang Dipertuan) Agung kemudian, dan setelah berbincang selama lebih satu jam, Tuanku telah setuju menerima surat peletakan jabatan saya dan setelah itu meminta saya supaya menjadi Perdana Menteri Interim (sementara)," katanya.
Dia mengatakan ada banyak sebab mengapa dia meletakkan jabatan tetapi cukuplah dia sendiri mengatakan bahwa dia merasa mendapat dukungan dari semua pihak sehingga dia tidak dapat memilih pihak mana yang bisa dipilih.
Selain itu, terdapat juga tuduhan bahwa katanya Mahathir tidak berniat untuk melepaskan jabatan dan gila kuasa.
"Maka saya meletakkan jabatan karena saya tidak melihat kekuasaan dan jabatan itu sebagai be all and end all (menjadi semua dan mengakhiri semua) sebagai tujuan saya. Bagi saya kekuasaan dan kedudukan itu adalah a means to an end atau satu alat untuk mencapai tujuan. Dan tujuan kita semua tentulah untuk kebaikan negara," katanya.
Kerena itu, ujar dia, dirinya meletakkan jabatan karena bagi dirinya bagi orang politik yang terpenting ialah partai mana yang memerintah, baik yang kalah atau yang menang.
"Sebenarnya saya telah berjanji akan mundur untuk memberi peluang kepada Dewan Rakyat (DPR) menentukan siapa yang akan mengganti saya. Jika benarlah saya masih didukung saya akan kembali. Jika tidak saya akan terima siapa saja yang dipilih," katanya.
Mahathir mengatakan peluang untuk mengganti kepemimpinan memang ada. Hanya dia berpendapat oleh karena dia didukung oleh kedua belah pihak masa waktu dia meletakkan jawatan belum tiba.
"Saya minta diberi waktu tetapi partai saya, Partai Bersatu memutuskan untuk keluar dari Pakatan Harapan. Ada juga anggota dari partai komponen lain yang akan keluar. Dengan perlakuan ini Pemerintah Pakatan Harapan akan gugur," katanya.
Kesannya, ujar dia, jika Partai Bersatu mendukung PAS dan UMNO maka partai-partai yang kalah yang akan mendirikan pemerintahan sehingga pemerintahan ini akan didominasi oleh UMNO sebagai partai yang terbesar.
"Saya sanggup menerima anggota UMNO yang keluar UMNO dan menyertai partai lain. Tetapi UMNO akan menyertai pemerintah campuran ini sebagai Partai UMNO. Ini tidak dapat saya terima. Maka terpaksalah saya meletakkan jabatan," katanya.
Dia mengatakan sebagai manusia biasa dia tidak sunyi dari kesalahan sehingga dia mohon maaf jika peletakan jabatan yang dia lakukan salah.
"Yang Dipertuan Agung bertitah supaya saya dilantik sebagai Perdana Menteri sementara. Saya sadar apa yang saya lakukan akan ditentang dan ditolak oleh publik, tetapi mungkin ada yang mendukung. Saya tidak mencari untuk disukai orang banyak. Saya hanyalah membuat sesuatu saya anggap baik bagi negara," katanya.
Dia mengatakan politik, orang politik dan partai politik terlalu mengutamakan politik sehingga lupa negara menghadapi masalah ekonomi dan kesehatan yang mengancam negara.
"Saya berpendapat betul atau tidak, politik dan partai politik perlu disampingkan buat waktu sekarang. Jika diperbolehkan saya akan mencoba mengadakan pemerintahan yang tidak memihak kepada partai mana pun. Hanya kepentingan negara saja yang akan diutamakan," katanya.
Dia mengatakan jika diizinkan dia akan mencoba.
"Jika diizinkan inilah yang akan saya coba. Saya berdoa dan saya mohon kepada Allah SWT agar saya diberi petunjuk dalam usaha ini," katanya.
Mahathir ungkap alasan mundur dari jabatan Perdana Menteri Malaysia
Rabu, 26 Februari 2020 18:03 WIB