Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengajak pihak swasta untuk mengembangkan Balai Budidaya Hatchery Udang, yang terdapat di Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato.
"Saya kemarin dapat pesan dari masyarakat yang mengaku sebagai pengusaha tambak udang, katanya sulit mendapatkan benih udang. Hari ini saya tinjau dengan Kadis Perikanan, saya lihat tempat ini bagus tapi kurang dikembangkan," katanya saat meninjau balai tersebut, Kamis.
Jika memungkinkan ada kerja sama dengan pihak swasta, ia mengusulkan ada kesepakatan pembagian hasil antara investor dan pemprov.
Gubernur juga meminta para pengusaha tambak skala besar, tidak membeli benih udang dengan harga yang telah disubsidi oleh Pemprov Gorontalo.
Sedangkan harga benih udang bersubsidi, hanya ditujukan untuk masyarakat penambak skala kecil.
Jika selama ini harga subsidi udang per ekor sekitar 30 rupiah, Rusli mengusulkan untuk petambak udang besar dijual dengan harga 50 rupiah.
"Banyak yang salah kaprah, karena petambak-petambak yang besar juga pakai subsidi. Seharusnya yang kurang mampu, misalnya masyarakat yang lahannya kurang dari dua hektare itu yang diberi subsidi," tambahnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo Sila Botutihe mengatakan selama ini permintaan benih udang datang dari Unit Pembenihan Rakyat, yang rata-rata mengelola tambak besar atau sudah berhasil di bidang itu.
Menurutnya hampir tidak ada petambak skala kecil dan mengalami kesulitan ekonomi.
"Yang dikatakan pak gubernur tadi menjadi koreksi bagi kami, ke depan akan kami tindak lanjuti. Kami akan membatasi subsidi hanya bagi yang lahan di bawah dua hektar, agar tepat sasaran," tukasnya.
Balai Budidaya Hatchery Udang Libuo merupakan UPT Dinas Perikanan Provinsi Gorontalo.*