Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Palu mengatakan hingga hari kelima operasi SAR korban banjir bandang Desa Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah masih nihil dan akan dilanjutkan pada Selasa (2/8).
"Kami telah membagi empat grup/SRU menyisir titik-titik dicurigai, namun belum membuahkan hasil," kata Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Palu Andi Sultan di Torue, Parigi Moutong, Senin (1/8).
Ia mengemukakan, pencarian terhadap empat korban banjir bandang Torue yang hilang terus dilakukan oleh tim SAR gabungan hingga Rabu 3 Agustus 2022 atau tujuh hari sejak kejadian pada Kamis (28/7) sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) SAR.
Oleh karena itu, dua hari tersisa dimanfaatkan semaksimal mungkin melakukan upaya pencarian. Rencananya operasi lanjutan, sebagian tim melakukan penyisiran di sekitar muara sungai Torue dan laut menggunakan perahu karet.
Menurut dia, keruhnya air laut dan cuaca yang kurang bersahabat membuat tim SAR kesulitan melakukan pencarian di tengah laut, meski begitu pihaknya tetap memaksimalkan operasi.
"Sejumlah kendala kami hadapi operasi hari ini. Kami memulai pencarian sekitar Pukul 09.00 WITA karena hujan mengguyur cukup lama pagi tadi, di tambah lagi air laut masih keruh sehingga jarak pandang terbatas," tutur Andi.
Dalam mendukung giat operasi, tim SAR gabungan di dukung dengan alat deteksi khusus Aqua Eye empat perahu karet, dan sejumlah perahu nelayan setempat.
Sebagian hasil evaluasi operasi hari ini, katanya, area pencarian operasi SAR hari keenam tim SAR dibagi tiga SRU. SRU 1 melakukan pencarian menggunakan perahu karet di pesisir pantai Torue yang akan di bantu nelayan.
Lalu, SRU 2 melakukan pencarian menggunakan perahu karet yang didukung Aqua Eye di bantaran sungai, karena sungai tersebut ada bongkahan bangunan.
"SRU 3 melakukan pencarian di reruntuhan bangunan dan tumpukan material kayu yang disapu banjir dibantu masyarakat setempat," ucap Andi.
Ia menambahkan, metode ini sering mereka gunakan dalam giat operasi SAR, dengan harapan korban dapat ditemukan.
"Pencarian terhadap empat korban hilang kami didukung unsur SAR dari TNI/Polri, BPBD, maupun potensi SAR lainnya dengan kekuatan personel cukup memadai. Jika dalam proses pencarian hingga hari terakhir korban belum ditemukan, operasi dapat diperpanjang tergantung situasi dan kondisi di lapangan," demikian Andi.
"Sejumlah kendala kami hadapi operasi hari ini. Kami memulai pencarian sekitar Pukul 09.00 WITA karena hujan mengguyur cukup lama pagi tadi, di tambah lagi air laut masih keruh sehingga jarak pandang terbatas," tutur Andi.
Dalam mendukung giat operasi, tim SAR gabungan di dukung dengan alat deteksi khusus Aqua Eye empat perahu karet, dan sejumlah perahu nelayan setempat.
Sebagian hasil evaluasi operasi hari ini, katanya, area pencarian operasi SAR hari keenam tim SAR dibagi tiga SRU. SRU 1 melakukan pencarian menggunakan perahu karet di pesisir pantai Torue yang akan di bantu nelayan.
Lalu, SRU 2 melakukan pencarian menggunakan perahu karet yang didukung Aqua Eye di bantaran sungai, karena sungai tersebut ada bongkahan bangunan.
"SRU 3 melakukan pencarian di reruntuhan bangunan dan tumpukan material kayu yang disapu banjir dibantu masyarakat setempat," ucap Andi.
Ia menambahkan, metode ini sering mereka gunakan dalam giat operasi SAR, dengan harapan korban dapat ditemukan.
"Pencarian terhadap empat korban hilang kami didukung unsur SAR dari TNI/Polri, BPBD, maupun potensi SAR lainnya dengan kekuatan personel cukup memadai. Jika dalam proses pencarian hingga hari terakhir korban belum ditemukan, operasi dapat diperpanjang tergantung situasi dan kondisi di lapangan," demikian Andi.