Makassar (ANTARA) - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah IX-A dan Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (Apperti) ikut aksi penolakan RUU Sisdiknas di Jakarta, Selasa.
"Terimakasih khususnya kepada Ketua APTISI Wilayah IX A Sulawesi Selatan yang juga Rektor UMI bersama rombongan dari Sulsel telah datang bersama teman-teman untuk membicarakan banyak hal khususnya RUU Sisdiknas," kata Ketua APTISI Pusat Budi Dr M Budi Djatmiko, Rabu.
Ia mengatakan, RUU Sisdiknas adalah salah satu dari sekian banyak permasalahan yang hadir di dunia pendidikan di Indonesia, juga yang merugikan perguruan tinggi swasta di Indonesia.
Pembina APTISI Pusat Dr Marzuki Ali, menegaskan, pemerintah seharusnya mendahulukan aspirasi publik sebelum merencanakan sebuah kebijakan, khususnya stakehholder terkait dengan kebijakan tersebut.
“Apapun yang dikeluarkan harus mendengarkan pertimbangan publik. Apapun itu harus mendapatkan dukungan dari publik. Kalau sekarang ini yang dikeluarkan semuanya secara diam-diam, tidak transparan," katanya
Pemerintah harus terbuka kepada kita sebagai pelaku pendidikan di Indonesia agar terjadi komunikasi yang baik sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat," lanjut dia.
Hal senada diungkapkan Ketua Pusat Apperti Prof Dr Mansyur Ramli MSi mengatakan, gerakan penolakan RUU Sisdiknas ini sangat penting dilakukan. Agar kedepannya pemerintah mempertimbangkan gagasan dan ide para pelaku pendidikan dan di Indonesia.
“Kenapa kita perlu seperti ini. Karena selama ini sudah beberapa ide-ide kita, gagasan-gagasan kita yang diajukan sama sekali tidak digubris. Salah satunya dalam pembentukan RUU Sisdiknas ini sama sekali tidak melibatkan stakeholder," ujarnya.