Gorontalo (ANTARA) - Dosen Pertanian Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Doktor M Ikbal Bahua menyampaikan pertanian organik dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat atau petani yang ada di Provinsi Gorontalo.
Ia menjelaskan, selain untuk mengembalikan kesuburan tanah dan ekosistem pertanian dengan hasil yang menyehatkan, dari sisi ekonomi para petani sebenarnya bisa memanfaatkan sisa-sisa tanaman maupun kotoran hewan untuk menjadi pupuk.
"Jadi dia bisa menghemat dari faktor produksi yang namanya modal usaha tani," ucap Ikbal di Gorontalo, Selasa.
Menurut dia, produksi maupun hasil dari pertanian organik dari sisi kuantitas dan kualitasnya lebih baik dari pada pertanian non organik, atau yang masih menggunakan pupuk kimia.
"Contohnya beras organik. Keuntungannya bisa dua kali lipat dari beras yang menggunakan pupuk kimia. Hanya saja umumnya di Indonesia dan lebih khusus di Gorontalo hal ini belum terbiasa. Kalau di luar negeri mereka sudah melakukannya sejak 10 atau 20 tahun lalu," imbuhnya.
Belum terbiasa itu kata Ikbal lantaran masyarakat masih menganggap harga beras dari pertanian organik maupun non organik ini masih sama harga. Untuk itu perlu dilakukan kampanye secara terus menerus soal pertanian secara organik.
Ia mengingatkan jika tanah itu tidak terus menerus subur. Tetapi akan berus berkurang kesuburannya.
"Kita semua tentu tidak ingin pertanian hanya sampai di generasi kita saat ini. Tetapi akan berkelanjutan sampai dengan anak cucu kita nanti. Nah salah satu cara mewariskan ini ke mereka kelak nanti ya pertanian organik, terutama untuk lahan-lahan produktif seperti lahan kering untuk petani jagung atau palawija. Juga pertanian lahan sawah untuk usaha tani padi," ujarnya.
Akademisi menilai pertanian organik dorong peningkatan ekonomi
Selasa, 31 Januari 2023 21:57 WIB