Gorontalo (ANTARA) - Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II B Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Irman Jaya memastikan jajarannya tidak pernah melakukan praktik pemerasan hingga pengancaman terhadap warga binaan.
Irman Jaya di Gorontalo, Senin mengatakan bahwa sebelumnya beredar kabar melalui salah satu media sosial bahwa petugas Lapas Kelas II B Pohuwato diduga melakukan pemerasan, namun setelah diselidiki ternyata informasi tersebut tidak benar.
"Kami sudah menyelidiki dan mendalami hingga menanyakan langsung kepada salah satu warga binaan, dan ternyata tidak pernah terjadi praktik seperti itu," kata Irman.
Ia mengatakan dalam berita yang beredar sebelumnya, tertulis bahwa salah satu oknum pegawai Lapas memaksa seorang warga binaan untuk berhutang rokok dan barang lainnya di kantin hingga mencapai Rp4 juta, untuk oknum petugas tersebut.
Petugas yang dimaksud kemudian mengancam akan memukuli warga binaan jika perlakuan itu diberitahukan kepada keluarganya yang datang membesuk.
Setelah diselidiki, kata Kepala Lapas Pohuwato ternyata warga binaan berinisial N itu memang memiliki hutang pribadi sekitar Rp1,6 juta di kantin Lapas, dan tersisa Rp625 yang belum dibayarkan.
Terkait dugaan anggota Lapas yang menyuruh warga binaan untuk berhutang, kata dia, hal itu tidaklah benar karena sesuai pernyataan petugas itu sendiri, N memang sering memberikan rokok secara ikhlas tanpa disuruh atau diminta oleh petugas sebagai bentuk ucapan terima kasihnya karena telah menjaganya selama di Lapas.
"Petugas dikasih rokok tanpa diminta ya alhamdulillah, istilahnya karena memang sudah terjalin hubungan kekeluargaan. Jadi tidak ada pemerasan," kata Irman.
Sementara itu warga binaan berinisial N mengatakan selama menjalani pembinaan di Lapas, dirinya tidak pernah mengalami perlakuan yang tidak baik apalagi mendapati tindakan pemerasan dan pengancaman.
"Saya jujur tidak pernah mengalami hal seperti itu, dan tidak pernah terjadi selama saya menjadi warga binaan Lapas Pohuwato," kata N.
Ia mengatakan soal pernyataan kakak kandungnya di salah satu media itu sama sekali tidak diketahuinya, bahkan ia menganggap bahwa ini hanya kesalahan komunikasi karena kakak kandungnya tidak pernah datang membesuk selama ia berada di dalam Lapas.
"Hanya ibu saya yang sering datang ke sini membesuk saya. Nyatanya saya dalam keadaan baik-baik saja. Hal ini saya nyatakan secara jujur, tanpa paksaan atau desakan dari siapapun," imbuhnya.