Oslo (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Filipina dan para pemberontak pimpinan
Maois menandatangani kesepakatan gencatan senjata tak terbatas pada
Jumat sebagai bagian dari upaya untuk mengakhiri konflik yang sudah
berlangsung hampir lima dekade dan menewaskan sedikitnya 40.000 orang.
Kesepakatan
itu memperpanjang gencatan senjata yang diberlakukan sejak pekan lalu
untuk pertemuan Oslo, yang dimulai Senin dan merupakan sesi perundingan
formal pertama terkait konflik itu sejak 2011.
"Ada rencana jelas
untuk mempercepat perundingan damai," kata Jose Maria Sison, pendiri
Partai Komunis yang mengasingkan diri dan tinggal di Belanda, kepada
kantor berita Reuters.
Dia mengatakan kesepakatan gencatan
senjata meliputi kerangka waktu untuk pembicaraan mengenai reformasi
politik, ekonomi, dan konstitusi.
Pembicaraan itu juga memetakan jalur menuju pemberian amnesti bagi tahanan politik.
Kedua pihak akan bertemu lagi di Oslo pada 8 Oktober.
Norwegia
berperan sebagai fasilitator proses perdamaian itu sejak 2001.
Perundingan damai tidak teratur sudah berlangsung sejak 1986.
Presiden
yang baru Rodrigo Duterte mengatakan dia ingin mengakhiri perang
gerilya dengan pemberontak komunis dan Muslim yang telah menghambat
perkembangan ekonomi.
Pemerintah Filipina dan pemberontak komunis sepakati gencatan senjata
Jumat, 26 Agustus 2016 19:28 WIB