Istanbul (ANTARA) - Uni Eropa telah mengidentifikasi 47 proyek strategis untuk mengamankan dan mendiversifikasi akses ke bahan baku penting serta mengurangi ketergantungan eksternal, menurut pernyataan Komisi Eropa pada Selasa (25/3).
“Proyek Strategis baru ini menandai pencapaian penting dalam implementasi Undang-Undang Bahan Baku Kritis (Critical Raw Material Act/CRMA), yang bertujuan memastikan bahwa aktivitas ekstraksi, pemrosesan, dan daur ulang bahan baku strategis di Eropa dapat memenuhi masing-masing 10 persen, 40 persen, dan 25 persen dari kebutuhan Uni Eropa pada 2030,” demikian pernyataan tersebut.
Proyek-proyek itu juga akan memperkuat sektor pertahanan dan kedirgantaraan Eropa serta berkontribusi signifikan terhadap transisi hijau dan digital di benua tersebut dengan membantu pencapaian target-target utama.
Lokasi proyek-proyek baru itu tersebar di Belgia, Prancis, Italia, Jerman, Spanyol, Estonia, Ceko, Yunani, Swedia, Finlandia, Portugal, Polandia, dan Rumania.
Proyek-proyek tersebut mencakup berbagai bagian dari rantai nilai bahan baku—25 proyek terkait ekstraksi, 24 dalam pemrosesan, 10 dalam daur ulang, dan 2 berkaitan dengan aktivitas substitusi bahan baku.
Pernyataan itu juga mencatat bahwa proyek-proyek tersebut mencakup 14 dari 17 bahan baku strategis yang telah diidentifikasi sebelumnya. Sebanyak 22 proyek akan mendukung rantai nilai bahan baku baterai Uni Eropa, termasuk lithium, dengan 12 proyek terkait nikel, 10 terkait kobalt, 7 terkait mangan, dan 11 terkait grafit.
“Proyek-proyek ini akan memastikan bahwa Uni Eropa dapat sepenuhnya memenuhi target ekstraksi, pemrosesan, dan daur ulang untuk lithium dan kobalt pada 2030, serta membuat kemajuan signifikan untuk grafit, nikel, dan mangan,” demikian pernyataan tersebut.
Secara keseluruhan, proyek-proyek itu diperkirakan membutuhkan investasi sebesar 22,5 miliar euro (sekitar 24,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp397,3 triliun) agar dapat beroperasi.
Uni Eropa mengadopsi Undang-Undang Bahan Baku Kritis pada Mei tahun lalu untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku vital yang dibutuhkan industri. Regulasi ini mencakup pembatasan impor dari negara-negara dengan ketergantungan tinggi serta peningkatan produksi dalam negeri.
Pada 2030, Uni Eropa menargetkan untuk memenuhi 10 persen kebutuhan bahan baku strategis melalui ekstraksi domestik, 40 persen melalui pemrosesan, dan 25 persen melalui daur ulang.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Uni Eropa adopsi 47 proyek strategis tingkatkan kapasitas bahan baku