Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya tidak terlalu khawatir terhadap gejolak di pasar modal, termasuk penurunan harga saham yang belakangan terjadi.
Presiden, dalam sesi wawancara dengan tujuh jurnalis via siaran TVRI diikuti di Jakarta, Selasa, menilai fluktuasi pasar saham adalah hal wajar dalam mekanisme pasar dan tidak mencerminkan kondisi ekonomi secara menyeluruh.
"Pasar saham itu ada siklusnya. Kadang naik, kadang turun, itu biasa," ujarnya menjawab respons pemerintah terhadap situasi pasar modal dan pasar uang.
Prabowo menjelaskan perbedaan antara pasar saham dan investasi langsung (direct investment). Menurutnya, investor saham cenderung mencari keuntungan jangka pendek, sementara investor langsung memiliki rencana jangka panjang, seperti membangun pabrik, memproduksi bahan baku, hingga distribusi produk.
Presiden menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat. Ia menyindir narasi pesimistis yang sering muncul saat pasar saham turun, namun justru sepi komentar ketika pasar kembali menguat.
“Begitu pasar turun sedikit, langsung dibilang ekonomi Indonesia kacau. Tapi waktu naik, diam saja,” ucapnya.
Kepala Negara juga menyoroti situasi pasar saham global, termasuk di Amerika Serikat, yang juga mengalami penurunan. Namun, ia menilai pasar tetap percaya karena kebijakan ekonomi yang dinilai memperkuat fundamental.
Lebih lanjut, Prabowo mengajak masyarakat dan elite bangsa untuk tidak bersikap inferior. Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki banyak keunggulan, termasuk tingkat inflasi yang rendah dan rasio utang yang termasuk terendah di dunia.
“Kita jangan punya rasa rendah diri. Indonesia bukan bangsa yang lemah. Kita ini hebat,” katanya dengan tegas.
Kepala Negara mengajak semua pihak untuk tetap optimistis dan terus melakukan perbaikan, sambil menyadari bahwa dunia tengah menghadapi situasi yang tidak mudah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Prabowo kemukakan alasan tak ambil pusing gejolak pasar modal