Jakarta (ANTARA) - Profesor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah menilai bahwa keikutsertaan Indonesia di BRICS akan memperkuat ekonomi organisasi tersebut.
"Dengan bergabung ke dalam BRICS, maka RI akan memperkuat kekuatan ekonomi BRICS yang saat ini sudah mencapai 27 persen GDP dunia, dan 40 persen penduduk dunia," kata Reza saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, jumlah tersebut secara ekonomi sangatlah mencengangkan, khususnya dalam tingkat produksi dan pangsa pasar, sehingga berpotensi menjadi blok ekonomi yang luar biasa.
Namun, katanya, sesuai kebijakan luar negeri bebas aktif, maka Indonesia diperkirakan akan menggunakan semua potensi tersebut untuk pembangunan nasional, tanpa perlu menyombongkan diri di tingkat internasional.
"Keadaan ini memungkinkan Indonesia menempatkan dirinya sebagai Qualified Middle Power (QMP), yakni negara kekuatan menengah yang berkualitas, yang fokus pada hukum internasional dan pembangunan negara-negara sedang berkembang," katanya.
Selain itu, Reza juga menambahkan bahwa mengingat Indonesia yang sudah lama bekerja sama dengan World Bank (WB) dan International Monetary Fund (IMF), maka sebuah mekanisme bernama New Development Bank (NDB) tidaklah asing baginya.
"Keadaan ini memungkinkan Indonesia membahas berbagai proyek strategis secara lebih mendalam, dengan aturan suku bunga dan pembayaran yang lebih demokratis dan berkelanjutan daripada WB dan IMF," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Keikutsertaan Indonesia di BRICS akan perkuat ekonomi