Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Inggris memperbarui Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Kesehatan dalam rangkaian Sidang Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) ke-78 di Jenewa, Swiss, sebagai bagian penguatan dan revitalisasi hubungan kedua negara melalui kemitraan strategis.
Adapun MoU ditandatangani Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Parliamentary Under-Secretary of State for Public Health and Prevention Ashley Dalton MP.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, Menkes Budi Gunadi menjelaskan nota yang diperbarui ini menandai cakupan kerja sama yang lebih luas dan dalam antara Indonesia dan Inggris.
"MoU ini meliputi area strategis seperti penguatan layanan kesehatan berbasis komunitas, mendorong pelayanan kesehatan primer agar tidak hanya terpusat di rumah sakit, serta peningkatan deteksi, pencegahan dan pengendalian penyakit, termasuk kerja sama dalam mengatasi resistensi antimikroba (AMR) dan pendekatan One Health (Satu Sehat)," kata Menkes.
Selain itu, lanjutnya, kerja sama mencakup bidang sains, teknologi, dan inovasi kesehatan, seperti bioteknologi, genomik, farmasi, dan alat kesehatan. Menurutnya, kedua negara juga menaruh perhatian besar pada peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan percepatan riset klinis untuk hasil pengobatan yang lebih baik.
"Di era digital ini pemanfaatan teknologi menjadi bagian penting dari kerja sama, termasuk dalam mendukung transformasi layanan kesehatan di Indonesia dengan menekankan upaya pencegahan sejak dini," ucap Menkes.
Adapun pembaruan kerja sama ini merupakan kelanjutan dari hasil kunjungan Presiden Prabowo ke Inggris pada November 2024. Menurutnya, bidang kesehatan menjadi salah satu elemen penting yang dibahas kedua negara, termasuk pendidikan tenaga kesehatan, keahlian klinis spesialis, serta penelitian dan inovasi.
"Kerja sama ini ditujukan untuk pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dengan dampak yang bermakna bagi kedua negara," kata Menkes.
Menkes menjelaskan Inggris merupakan salah satu kontributor terbesar untuk berbagai organisasi multilateral seperti WHO, UNICEF, UNFPA, Gavi, dan Bank Dunia. Di sisi lain, Indonesia juga semakin memperkuat perannya di kancah global dengan menjadi pemimpin di Wilayah Selatan (Global South) serta menjadi mitra penting bagi Inggris, terutama dalam menangani tantangan kesehatan bersama.
"Indonesia kini juga tercatat sebagai salah satu kontributor penting untuk Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria, yang sejak 2002 telah membantu menyelamatkan lebih dari 65 juta jiwa di seluruh dunia," kata Menkes Budi.
Selain itu, katanya, kerja sama Inggris-Indonesia ini tak hanya memperkuat kolaborasi di sektor kesehatan masyarakat, namun juga membuka peluang investasi dan inovasi bersama, khususnya di bidang teknologi medis, alat kesehatan, dan layanan kesehatan modern.
Pembaruan kerja sama ini, lanjutnya, akan menjadi salah satu pilar utama dalam Kemitraan Strategis Inggris-Indonesia, yang akan menjadi kerangka acuan komprehensif untuk memperdalam kolaborasi bilateral, mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat dialog antara Indonesia dan Inggris.
“Pembaruan komitmen kerja sama kesehatan mencerminkan kuat dan luasnya cakupan kemitraan strategis kita dengan berlandaskan rasa saling percaya dan nilai bersama," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey dalam keterangan yang sama.
Menurut Dominic, hal itu juga menegaskan prioritas bersama dalam memajukan keamanan kesehatan global, mendukung ketahanan sistem kesehatan, meningkatkan inovasi dan teknologi kesehatan digital, serta mewujudkan akses kesehatan yang setara untuk semuanya.
Dengan digagasnya Kemitraan Strategis Inggris-Indonesia, Dominic berharap kedua negara dapat memperkuat ikatan dalam bidang kesehatan dan menerjemahkan usaha bersama menjadi hasil yang bermanfaat bagi masyarakat di kedua negara kita dan dunia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI dan Inggris perbarui komitmen perkuat kolaborasi sektor kesehatan