Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan perlunya penyelenggara bursa kerja atau jobfair untuk mempertimbangkan aspek keamanan dan aspek teknis lainnya untuk mencegah kericuhan saat pelaksanaan bursa kerja.
"Tentu kita berharap nanti penyelenggaraan jobfair selanjutnya bisa mempertimbangkan risiko-risiko teknis terkait itu," kata Yassierli di sela-sela acara "Paradaya Movement 2.0" di Jakarta, Rabu.
Yassierli berharap kericuhan yang terjadi saat bursa kerja di Jababeka, Cikarang Utara, tidak terjadi lagi dalam kegiatan bursa kerja lainnya.
Di sisi lain, pihaknya mengapresiasi pelaksanaan bursa kerja tersebut karena kegiatan itu merupakan upaya untuk menekan angka pengangguran di masyarakat.
"Tentu kita harus apresiasi jobfair-nya. Jobfair itu memang menjadi salah satu hal yang ditunggu oleh masyarakat," katanya.
Sebelumnya, job fair atau bursa kerja yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi di Gedung Convention Center President University, Jababeka, Cikarang Utara, Selasa (27/5), diwarnai kericuhan sesama pencari kerja.
Para pencari kerja berdesak-desakan. Saking banyaknya pengunjung jobfair, bahkan ada beberapa yang jatuh pingsan.
Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi menyebut telah membuka 2.000 lebih lowongan pekerjaan, namun pencari kerja yang datang mencapai lebih dari 25.000 orang.
"Artinya ke depan kita harus membuka bursa lowongan pekerjaan berikutnya dengan kapasitas lebih dari 2.000 lowongan pekerjaan," kata Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menaker: Penyelenggara jobfair harus antisipasi cegah kericuhan