Gorontalo (ANTARA) - Universitas Negeri Gorontalo (UNG) berhasil meraih penghargaan Silver Winner Anugerah Diktisaintek Tahun 2025, untuk kategori kerjasama Internasional Terbaik (PTN-BLU).
Ketua Kelompok Kerja untuk kerjasama internasional UNG Titien Fatmawati Mohamad di Gorontalo, Rabu mengatakan UNG berhasil kembali membuktikan eksistensi di tingkat nasional.
Dalam ajang bergengsi Anugerah Diktisaintek 2025, UNG sukses membawa pulang penghargaan Silver Winner untuk kategori tersebut.
Salah satu pilar utama yang mengantarkan UNG meraih prestasi ini, yakni kerjasama yang terjalin dengan German Government Cooperation Agency, Deustche Gesellschaft for Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dalam bidang pengabdian masyarakat, serta bidang penelitian berupa kerjasama dengan Sussex University dan Monash dalam program penelitian LEAF Indonesia.
Titien mengatakan kolaborasi yang digawangi oleh Pusat Studi SDGs UNG ini merupakan langkah bersejarah.
UNG menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang melaksanakan kerjasama langsung dengan GIZ.
“Kemitraan yang berlangsung dari tahun 2020 hingga 2026 ini, fokus pada bidang pengabdian masyarakat dan telah memasuki periode kedua, memperkuat implementasi pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal,” kata Titien.
Tak hanya di bidang pengabdian, kolaborasi internasional UNG dalam bidang penelitian melalui program penelitian LEAF Indonesia menjadi salah satu penilaian penting dalam anugerah kerjasama internasional kali ini.
Lokasi penelitian dilakukan di tiga provinsi, yaitu Gorontalo, Papua Barat dan Kalimantan Timur dimana fokus utama penelitian berada di Provinsi Gorontalo.
Menurutnya program penelitian tersebut merupakan kerjasama internasional yang melibatkan peneliti dari Universitas Negeri Gorontalo, University of Sussex dan Monash University serta didukung oleh dua universitas lokal yaitu Universitas Mulawarman dan Universitas Papua. Dimana program penelitian ini didanai oleh The Global Centre on Biodiversity for Climate (GCBC) UK.
“Penelitian ini adalah mengembangkan skenario penggunaan lahan secara kolaboratif yang mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati, mata pencaharian petani dan kebutuhan keamanan pangan yang lebih luas melalui penelitian partisipatif dan pelatihan," katanya.
