Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)
menyerukan insiden kematian sekitar 47 orang akibat terbakarnya pabrik
petasan di Tangerang, Banten, Kamis (26/10), menjadi perhatian.
"ILO akan terus menjalin kerja sama dengan para konstituen
tripartitnya, pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha untuk
mengeksplorasi bagaimana sebaiknya meningkatkan tindakan keselamatan
guna mencegah insiden serupa di masa mendatang," kata Direktur ILO di
Indonesia Michiko Miyamoto mengomentari insiden itu.
Menurut ILO dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat, insiden itu
merupakan peringatan terhadap kondisi kerja yang tidak aman yang masih
banyak terjadi dan dihadapi.
Menurut perkiraan ILO terbaru, lebih dari 1,8 juta kematian akibat
kerja terjadi setiap tahunnya di kawasan Asia dan Pasifik. Bahkan dua
pertiga kematian akibat kerja di dunia terjadi di Asia.
Menurut ILO tragedi-tragedi serupa bukanlah hal baru di kawasan ini
dan membutuhkan aksi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
ILO saat ini mendukung Pemerintah Indonesia dan para mitra sosialnya
untuk mengadaptasi peraturan dan kebijakan K3 yang sejalan dengan
Kerangka Kerja ILO untuk Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Konvensi No. 187) yang diratifikasi oleh Indonesia pada Agustus 2015.
Kesepakatan internasional ini, salah satu pilar pendekatan
sistematis ILO untuk K3, mendefinisikan lingkungan kerja yang aman dan
sehat sebagai hak dan menjabarkan bagaimana sistem dan program nasional
harus dirancang agar dapat mempromosikan peningkatan K3 secara
berkelanjutan.
ILO mendorong pelaksanaan tindakan-tindakan keselamatan tempat kerja
untuk meningkatkan perlindungan terhadap kesehatan dan kehidupan semua
pekerja dari bahaya dasar yang signifikan seperti kebakaran dan
memperbaharui komitmennya untuk mendorong upaya negara-negara anggota
memperkuat kapasitas mereka mencegah kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
ILO menyatakan rasa belasungkawa kepada keluarga para korban dan menyampaikan rasa simpati kepada mereka yang cedera.
ILO serukan kematian 47 pekerja jadi perhatian
Jumat, 27 Oktober 2017 22:04 WIB