Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Indonesia kembali berduka, setelah Kota Palu dan Kabupaten Donggala dilanda gempa bumi dan gelombang tsunami pada Jumat (28/9). Padahal belum lepas dari ingatan kita tentang bencana alam yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Provinsi Sulawesi Tengah merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Gorontalo di bagian utara, sementara akses transportasi darat setiap harinya sebelum terjadinya gempa bumi, berjalan lancar.
Namun sejak gempa dengan Magnitude 7,7, pada 17:02:44 waktu Indonesia barat (WIB) atau sekitar pukul 18:02:44 waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), hampir semua akses terputus, terutama di jalur Kabupaten Parigi Moutong yang menghubungkan Gorontalo-Sulteng.
Namun karena dengan misi kemanusiaan, tim dari Gorontalo tetap berusaha untuk meneruskan segala bantuan, baik kebutuhan pokok dan obat-obatan, hingga relawan untuk membantu warga korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, yang informasi terakhir dari BNPB bahwa korban meninggal sudah mencapai 384 orang dan 540 orang luka-luka.
Diawali dengan pengiriman relawan dari tim SAR Gorontalo yang sudah harus berangkat ke Palu dan Donggala setelah mendengar gempa bumi tersebut pada Jumat malam.
"Kami mengirimkan anggota untuk pindah tugas sementara ke kantor SAR Palu melalui jalur darat. Tim juga membawa dua truk evakuasi ke sana," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Bayu Artiyoso Mandiri.
Satu tim yang dikirim berjumlah 12 personel. Mereka akan membantu proses pencarian dan evakuasi korban gempa.
"Mereka membawa peralatan ekstrikasi lengkap, dua telepon satelit, serta peralatan pendukung lainnya dan berangkat melalui jalur darat pada pukul 19.50 Wita dengan menggunakan truk personel," katanya.
Ia menambahkan Gorontalo akan membantu sepenuhnya proses pencarian dan pertolongan korban gempa.
Tindakan yang sama juga dilakukan Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan mengirimkan personel sukarelawan dan logistik, ke lokasi gempa bumi di Palu dan Donggala.
"Provinsi Gorontalo menjadi provinsi terdekat di Sulawesi Tengah, oleh karena itu kita berkewajiban membantu. Sebisa mungkin apa yang bisa kita bantu kita arahkan ke sana," kata Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim.
Sebanyak 272 personel gabungan siap diberangkatkan yang terdiri dari 100 anggota Polri, 16 orang petugas dinas sosial, TNI AL 14 orang, BPBD 15 orang, PMI 15 orang serta 100 personil Korem 133/NWB.
Sementara dinas kesehatan mengerahkan 2 dokter umum, 7 perawat, 1 farmasi, 1 unit mobil ambulance dan 1 unit mobil obat-obatan.
Tim kesehatan menunggu 2 dokter spesialis tulang dan ortopedi dari Manado, Sulawesi Utara.
"Personel ini nanti akan melayani kebutuhan evakuasi, logistik, dapur umur, kesehatan dan lainnya," jelasnya.
Selain personel, Gorontalo mengirimkan bantuan logistik berupa paket lauk pauk, family kit, kebutuhan anak, paket sandang, selimut dan tenda gulung. Nilai bantuan yang berasal dari dinas sosial itu Rp256 juta.
Sedangkan BPBD mengerahkan tenda pengungsian 8 unit, dapur umum 1 unit, mobil tangki 1 unit dan 1 unit ambulance.
Silahkan menghubungi nomor kontak personel yang dikirim yakni Koordinator Tim Tahir Lahendong - BPBD 081340046081, Rasyid dari dinas sosial 085298101733, Surya dinas kesehatan 085240747402, Boki PMI 081340101876," tambahnya.
Hal sama dilakukan jajaran TNI, baik Korem 133/Nani Wartabone maupun Lanal Gorontalo, turut mengirimkan sejumlah personilnya untuk meringakan beban warga di Sulteng
Selain personil dari Lanal Gorontalo, bantuan beras sebanyak dua ton turut didistribusikan ke lokasi gempa bumi dan tsunami di Palu-Donggala, pada Sabtu ini.
Koordinator tim rombongan Lanal Gorontalo, Kapten (L) Khoribun, ketika dihubungi melalui telepon mengatakan bahwa, saat ini sudah dalam perjalanan menuju Kota Palu, selain membawa logistik makanan, sengaja diikutkan sejumlah personil AL untuk membantu kondisi korban gempa.
"Kami dari Lanal Gorontalo hanya ada satu truk, beserta peralatan untuk membantu korban bencana," ujarnya.
Kendala jalur longsor
Hanya saja bantuan yang sudah dibawa ke lokasi bencana alam, ternyata masih ada kendala di perjalanan.
Sejumlah bantuan tenaga personil dan logistik untuk korban gempa yang dikerahkan dari Gorontalo, hingga Sabtu sore, belum berhasil lolos ke Palu, karena jalan yang rusak akibat longsor karena gempa.
Sejumlah pihak yang membawa bantuan harus tertahan di wilayah Toboli, Sulawesi Tengah karena adanya longsor di sejumlah titik ruas jalan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Bayu Artiyoso Mandiri, menjelaskan 12 personil SAR yang berangkat pada Jumat(28/9) pukul 19.45 dari Gorontalo belum berhasil mencapai Palu pada Sabtu (29/9) pukul 17.30 Wita.
"Jalur Toboli atau di kawasan Kebun Kopi putus, sehingga seluruh personil yang kami kirim memilih jalur Toboli-Poso untuk mencapai Palu," ujarnya melalui seluler.
Jalur Gorontalo ke Toboli biasanya ditempuh dalam waktu 8 hingga 10 jam, sedangkan jalur Toboli ke Palu ditempuh dalam dua jam bila menggunakan mobil.
Sementara waktu tempuh Toboli-Poso sekitar 4 jam, sehingga diprediksi relawan dan bantuan tersebut baru akan mencapai Palu paling cepat pada Sabtu malam bila jalur transportasi lancar.
Selain putusnya akses transportasi melalui Kebun Kopi, kendala lain yang dihadapi pengendara adalah Bahan Bakar Minyak (BBM).
Salah seorang warga, Rosyid Azhar, yang sedang dalam perjalanan menuju Palu mengungkapkan terjadi antrian panjang di SPBU setelah melintasi Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato.
"Perjalanan kami terhambat dengan mengisi BBM ini, sampai sekarang belum tiba di Palu," tambahnya.
Ia menyarankan bagi siapa saja yang ingin mencapai Palu, membawa cadangan BBM dari Kota Gorontalo untuk mengantisipasi kesulitan BBM selama perjalanan.
Bencana alam yang terjadi di Palu dan Donggala, merupakan keprihatinan bagi umat manusia, karena banyak yang meninggal dunia maupun luka-luka. Sehingga doa kami semua, semoga ini tertangani dengan optimal.