Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Sebagian dari masyarakat mungkin mempertanyakan
mengapa harga obat di Indonesia masih relatif mahal dibandingkan negara
lain.
Menanggapi hal ini, Ketua Komite Eksekutif, International Pharmaceutical
Manufactures Group (IPMG), Luthfi Mardiansyah, mengatakan, hal ini
disebabkan 90 persen bahan baku obat masih harus didatangkan dari luar
negeri.
"Ada persepsi di masyarakat kalau harga obat mahal
karena ada biaya tambahan. Menurut kami bukan. Obat mahal karena bahan
bakunya 90 persen masih impor," ujar Luthfi dalam temu media di Jakarta,
Selasa.
Kemudian, lanjut dia, alasan lainnya ialah nilai tukar rupiah dengan mata uang asing yang masih belum stabil.
Dia
mengatakan, hal ini bahkan menyebabkan pihak pelaku industri farmasi
tidak mampu menyiapkan stok bahan baku untuk dua tahun ke depan.
"Kita tidak bisa beli stok bahan baku untuk dua tahun ke depan. Kalau
kita beli dengan harga sekarang dua tahun kemudian bisa berubah, karena
rupiah masih gonjang- ganjing," kata dia.
Kendati demikian, menurut Luthfi, keberadaan program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) membantu masyarakat mendapatkan obat dengan harga lebih
murah dari pasaran. Di samping itu, JKN juga berpengaruh meningkatkan
pasar farmasi terutama kebutuhan masyarakat pada obat berkualitas dan
inovatif.
"Harga obat di JKN, 40 persen lebih rendah dari di pasaran," pungkas
dia.
Mengapa harga obat di Indonesia mahal?
Selasa, 20 Januari 2015 20:44 WIB