Jakarta, (ANTARA GORONTALO) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan kanker dapat dicegah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan menjauhkan diri dari faktor resiko, seperti kebiasaan merokok atau menjadi perokok pasif.
"Jika kita menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menjauhi alkohol, kegemukan maupun pola makan yang tidak sehat maka resiko atau kemungkinan terserang kanker akan berkurang," kata Menkes usai Peringatan Hari Kanker Sedunia di Jakarta, Rabu.
Perilaku hidup yang perlu diterapkan disebut Menkes, antara lain melakukan aktivitas fisik secara benar, teratur dan terukur, makan makanan bergizi dengan pola seombang serta cukup buah dan sayur serta mengelola stres dengan tepat dan benar.
"Untuk memudahkan, ingatlah kata CERDIK menjauhkan diri dari kanker," katanya.
CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres.
Permasalahan kanker di Indonesia saat ini cukup besar dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1.000 penduduk dan laporan Global Burden Cancer (Globocan, 2012) juga memperkirakan insiden kanker di Indonesia sebesar 134 per 100.000 penduduk.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan tiap tahunnya 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia.
Diperkirakan pada tahun 2030 kejadian tersebut dapat mencapai hingga 26 juta orang dengan 17 juta diantaranya meninggal dunia dan peningkatan kasus lebih cepat terjadi di negara miskin dan berkembang.
Beban pembiayaan bagi kanker juga besar dengan menempati urutan kedua setelah hemodialisa pada pembiayaan Jamkesmas tahun 2012 yaitu sebesar Rp144,7 miliar.
Menurut data BPJS Kesehatan, pada periode Januari-Juni 2014 dilaporkan pengobatan kanker untuk rawat jalan menempati urutan kedua dengan jumlah kasus 88.106 dan pembiayaan sebesar Rp124,7 miliar sedangkan untuk rawat inap menempati urutan kelima dengan jumlah kasus 56.033 dan pembiayaan sebesar Rp313,1 miliar.
"Meningkatnya mortalitas dan morbiditas penyakit tidak menular termasuk kanker membawa tantangan berupa pembiayaan yang besar," ujar Menkes.
Pemerintah telah melaksanakan beberapa program pengendalian kanker yaitu upaya promotif antara lainmengeluarkan regulasi seperti Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan menganjurkan diet sehat dan kalori seimbang.
Sedangkan untuk upaya preventif, Kementerian Kesehatan dengan dukungan organisasi profesi, Yayasan Kanker Indonesia dan masyarakat telah mengembangkan program deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas.
"Kita patut bersyukur bahwa kita telah berhasil mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang paket manfaatnya menanggung deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di fasilitas kesehatan tingkat pertama," ujar Menkes.