Gorontalo (ANTARA) - Ketua asosiasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Rizan Demanto, meminta pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk mengintervensi harga gula pasir yang meroket hingga Rp22 ribu per kilo gram.
"Pemkab perlu mengintervensi kondisi ini, sebab kenaikan harga gula pasir terlalu tinggi dibanding harga awal," ungkap Rizan, di Gorontalo, Rabu.
Pihaknya banyak menerima keluhan para pelaku UMKM khususnya penjual kue yang bersiap memproduksi jajanan untuk keperluan Ramadhan 1441 Hijriyah.
"Mereka (pelaku UMKM) rata-rata mengeluhkan harga gula pasir yang terlalu tinggi tersebut. Di tengah pandemi COVID-19, untuk meraup keuntungan sangat sulit dirasakan, ditambah harga gula pasir meroket seperti saat ini," ungkap Rizan.
Ia berharap Pemkab melakukan langkah cepat untuk mengintervensi kenaikan harga tersebut.
Sementara itu, Dian Hasan, salah satu pemilik toko penyedia bahan harian rumah tangga, di Desa Dulukapa, Kecamatan Sumalata Timur, mengatakan, jika dirinya menjual dan menetapkan harga sesuai harga beli gula pasir yang dipasok penyuplai.
"Kami membeli seharga Rp880 ribu per karung, atau naik dari harga sebelumnya Rp740 ribu per karung. Jadi harga jual per karung Rp900 ribu, dijual Rp22 ribu per kilo gram untuk harga eceran," ungkapnya.
Kenaikan tersebut memang tidak terduga, namun terpaksa diberlakukan sesuai harga pokok pembelian. Sementara itu, Dewi Nento, warga Desa Milango, Kecamatan Tomilito, mengaku prihatin dengan harga gula pasir.
Di wilayahnya kata Dewi, harga gula pasir mencapai Rp20 ribu per kilo gram.
"Kenaikan ini sangat terasa berat, apalagi menghadapi bulan Ramadhan, penggunaan gula pasir menjadi bahan utama saat buka puasa dan sahur, dengan kondisi anggota keluarga mencapai 6 orang," ungkapnya.***
Asosiasi UMKM Gorontalo Utara minta Pemkab intervensi harga gula pasir
Rabu, 22 April 2020 21:59 WIB