Beijing (ANTARA GORONTALO) - Seorang pria Tibet yang memiliki empat anak
melakukan aksi bakar diri sebagai bentuk protes atas kekuasaan Tiongkok
di wilayah Himalaya itu, demikian laporan media luar negeri dan kelompok
hak asasi manusia, seraya menambahkan bahwa tidak jelas apakah yang
bersangkutan selamat.
Tenzin Gyatso berusaha untuk membakar diri setelah "marah" terhadap
pengetatan keamanan menjelang ulang tahun yang ke-80 dari pemimpin Tibet
di pengasingan, Dalai Lama, menurut sejumlah sumber kepada Radio Free
Asia, yang didukung oleh pemerintah AS.
Pria berusia 35 tahun itu menggelar aksi protes yang berapi-api pada
Rabu di Daofu, di daerah yang dihuni mayoritas warga Tibet di provinsi
Tiongkok barat daya, Sichuan, kata RFA.
"Sementara ia terbakar, petugas keamanan yang ditempatkan di daerah
itu bergegas untuk memadamkan api dan membawanya pergi," menurut
seseorang yang bernama Tawu Tenzin kepada media, seperti dikutip AFP.
"Sulit untuk tahu sekarang apakah ia telah meninggal atau masih hidup."
Dia memiliki nama yang sama dengan Dalai Lama.
Dua tahun lalu polisi menembaki warga Tibet yang memperingati ulang
tahun Dalai Lama di Daofu, menembak setidaknya satu biksu di kepala dan
melukai beberapa orang lainnya, kata dua kelompok di luar negeri.
Dalai Lama berulang tahun pada 6 Juli dan dikecam sebagai separatis oleh Beijing.
Kampanye Internasional untuk Tibet (ICT) yang berbasis di Washington
mengatakan bahwa Tenzin Gyatso membakar dirinya di luar sebuah gedung
pemerintah di mana "pendidikan politik" sedang berlangsung.
"Diyakini bahwa keamanan yang ketat dan suasana tekanan di ...
daerah itu dalam beberapa hari terakhir memicu protes bakar diri Tenzin
Gyatso itu," kata kelompok itu pada Jumat mengutip warga Tibet yang
berhubungan dengan sumber-sumber lokal.
Polisi di prefektur Ganzi, yang juga melingkupi Daofu, mengatakan mereka tidak menyadari adanya laporan upaya bakar diri.
Ada 140 aksi seperti itu Tibet dan di tempat lain sejak 2009, sebagian besar dari mereka berakibat fatal, kata ICT dan RFA.
Aksi itu memuncak menjelang kongres lima tahunan penting Partai
Komunis yang berkuasa pada bulan November 2012, dan telah berkurang
dalam beberapa bulan terakhir.
Banyak warga Tibet menuduh pemerintah melakukan represi agama dan
mengikis budaya mereka, karena mayoritas kelompok etnis Han Tiongkok
semakin bergerak ke daerah bersejarah Tibet.
Beijing mengutuk tindakan itu dan menyalahkan aksi mereka pada
pemimpin Tibet Dalai Lama. Beijing mengatakan ia menggunakan mereka
untuk mendorong agenda separatis.
Dalai Lama, seorang pemenang Nobel Perdamaian yang telah tinggal di
India sejak tahun 1959 setelah pemberontakan yang gagal di Tibet, telah
menggambarkan pembakaran diri itu sebagai tindakan putus asa yang ia
tidak berdaya untuk menghentikan.
Warga Tibet lakukan aksi bakar diri di Tiongkok
Jumat, 22 Mei 2015 18:24 WIB