Jakarta (ANTARA) - Politisi senior Amien Rais memperkenalkan logo Partai Ummat yang didirikannya, yaitu perisai tauhid, sehingga partainya akan ikut memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia selama keberadaan dan kehidupannya.
"Di dada burung Garuda Pancasila, bintang adalah simbol dari Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalimat tauhid dalam Islam disebut sebagai kalimat thayyibah, yang diibaratkan sebagai syajarah thayyibah, yaitu pohon yang indah yang akarnya merasuk ke dalam petala bumi, sedangkan cabangnya menjulang tinggi ke angkasa, memberikan manfaat kepada alam sekitarnya sepanjang masa dengan izin Tuhannya," kata Amien dalam channel Youtube miliknya, Selasa.
Sebagian ulama, kata Amien, menyebut bahwa kalimat tauhid dinamakan juga sebagai kalimatut-tahrir atau kalimat pembebasan, yakni membebaskan umat manusia dari belenggu penghambat kepada sesama manusia menjadi penyembahan kepada Allah semata.
Menurut dia, seluruh rasul diutus Tuhan dengan membawa kitab dan neraca keadilan agar manusia dapat menegakkan keadilan. Oleh karena itu, moto perjuangan Partai Ummat adalah melawan kezaliman dan menegakkan keadilan.
"Apabila bendera Partai Ummat berwarna hitam perisai tauhid juga berwarna hitam dilingkari warna keemasan dengan bintang keemasan maka ilham itu datang dari kiswah Ka'bah yang merupakan perpaduan dari beludru hitam dan benang emas," ujarnya.
Dengan kiswah seperti itu, kata Amien, Ka'bah tampak anggun, mulia, dan berwibawa yang telah menjadi kiblat kaum beriman sejak zaman Nabi Ibrahim a.s. sampai sekarang dan sampai akhir zaman.
Dengan perisai hitam dan bendera hitam, lanjut dia, perisai tauhid menjadi pancaran autentik dari kalimah syahadah kalimah thayyibah sekaligus kalimah pembebasan.
"Kalimah Syahadah harus mewarnai seluruh aspek kehidupan dan aktivitas manusia, termasuk kehidupan politik, kehidupan bernegara pada arah dan tujuan yang diridai Allah Swt.," katanya.
Dengan logo dan bendera Partai Ummat, kata Amien, mengingatkan selalu para kader dan anggota partai agar dalam bekerja dan berjuang hanya mencari rida illahi, bukan rida manusia.