Gorontalo (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo meluncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang diintegrasikan dengan penguatan kemitraan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Kota Gorontalo, Kamis.
Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim di Gorontalo, Kamis, mengatakan percepatan penurunan kekerdilan menjadi salah satu prioritas pemerintah karena merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Oleh karena itu, kata dia, upaya mengurangi angka kekerdilan harus dilakukan secara timbal balik antara pemerintah maupun masyarakat.
“Saya mengapresiasi peluncuran program Dashat oleh BKKBN Gorontalo. Melalui program ini masyarakat diberdayakan untuk memenuhi gizi seimbang bagi keluarga yang anaknya berisiko 'stunting' (kekerdilan),” kata dia
Peluncuran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) ditandai dengan pemukulan alat musik tradisional Gorontalo Polopalo oleh Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim bersama Direktur Analis Dampak Lingkungan BKKBN RI Faharudin, Asisten Deputi Peningkatan Kualitas Kependudukan dan Keluarga Berencana Kemenko PMK Andi Rahmadi, Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI Nofrijal, serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo Hartati Suleman.
Ia mengatakan percepatan penurunan kekerdilan menjadi salah satu prioritas pemerintah karena merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Oleh karena itu, kata dia, upaya mengurangi angka kekerdilan harus dilakukan secara timbal balik antara pemerintah maupun masyarakat.
“Saya mengapresiasi peluncuran program Dashat oleh BKKBN Gorontalo. Melalui program ini masyarakat diberdayakan untuk memenuhi gizi seimbang bagi keluarga yang anaknya berisiko 'stunting',” kata dia.
Idris mengungkapkan sesuai hasil Studi Status Gizi Indonesia angka prevalensi kekerdilan di Provinsi Gorontalo pada 2021 mencapai 29 persen atau mengalami penurunan 5,9 persen dibandingkan dengan pada 2019.
Ia berharap, melalui program Dashat, penurunan angka kekerdilan yang ditargetkan pada 2024 sebesar 14 persen bisa diwujudkan.
“Saya melihat program Dashat ini memiliki nilai kasih sayang untuk berbagi dengan sesama, menganggap keluarga berisiko 'stunting' menjadi tanggung jawab bersama, termasuk mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan bagi kelompok pengelolanya. Dashat harus bisa mempersiapkan generasi berkualitas di masa datang,” katanya.
Pada kegiatan itu turut ditandatangani nota kesepahaman untuk mencegah dan mempercepat penurunan kekerdilan antara BKKBN Gorontalo dengan perguruan tinggi, Dewan Pengurus Daerah Persatuan Ahli Gizi Indonesia Provinsi Gorontalo, Perum Bulog, serta Yayasan Putra Mandiri Gorontalo.