Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan seluruh kader partai tersebut agar tidak terjebak dalam politik identitas menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
"Jangan sampai Demokrat ikut-ikutan terjebak dalam politik identitas seperti ini," kata AHY dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis.
Dia menegaskan Partai Demokrat adalah partai nasionalis religius dan ingin menghadirkan kerukunan antaridentitas, antaragama, antarsuku, ras, etnis, dan sebagainya.
"Karena ini adalah negara kita. Indonesia untuk semua, bukan hanya untuk sebagian orang," tambahnya.
Dia juga menyinggung soal kampanye hitam atau black campaign. AHY mengatakan black campaign harus dihadapi dan dilawan, terutama oleh para politikus Partai Demokrat.
"Demokrat adalah politisi-politisi yang ksatria, yang tidak ingin menggunakan jalan pintas untuk meraih kemenangan sesaat," kata putra pertama Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Sebelum Rapimnas Partai Demokrat resmi dibuka, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan partai tersebut tidak mau berandai-andai terkait sosok yang akan diusung untuk menjadi calon presiden (capres) dalam Pilpres 2024.
Tujuan Rapimnas Partai Demokrat tersebut, lanjutnya, ialah untuk mendengarkan aspirasi yang berasal dari masing-masing daerah.
"Rapimnas ini perlu karena ketua umum ingin tahu masukan pimpinan partai di seluruh Indonesia. Ini lalu akan dibawa ke Majelis Tinggi Partai (MTP)," kata Herzaky.
Dia mengungkapkan Partai Demokrat ingin mengusung capres dan calon wakil presiden yang bisa membawa perubahan dan perbaikan. Hasil Rapimnas Partai Demokrat tersebut juga akan dibawa ke dalam rapat bersama calon mitra koalisi.
"Semua aspirasi masyarakat konstituen dan juga para pimpinan Partai Demokrat ini akan dibawa dalam rapat bersama teman-teman calon mitra koalisi," ujar Herzaky.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AHY: Demokrat jangan terjebak politik identitas