Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral
Kementerian Luar Negeri RI Hasan Kleib menyatakan imbauan kepada
komunitas internasional untuk ikut memboikot produk yang berasal dari
lahan pendudukan Israel atas Palestina, bertujuan menghentikan insentif
yang diperoleh pemukim ilegal Israel.
Imbauan tersebut tercantum dalam poin 16" "Deklarasi Jakarta",
salah satu dokumen hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berlangsung di Jakarta, 6-7 Maret
2016.
"Karena kalau tidak diboikot, kita akan tetap memberi insentif
kepada pemukim ilegal untuk semakin maju dan berkembang di wilayah yang
bukan miliknya. Itu berpotensi pada meluasnya pendudukan lahan Palestina
oleh Israel," ujar Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemlu usai KTT-LB
OKI ke-5 di Balai Sidang Jakarta, Senayan, Senin malam.
Boikot terhadap produk-produk Israel terutama pertanian dan
perkebunan, telah dimulai oleh negara-negara anggota OKI sekitar dua
hingga tiga tahun lalu.
Langkah tersebut dianggap efektif untuk menyelesaikan masalah
pengambilalihan wilayah Palestina yang sangat berbahaya bagi warga
Palestina.
"Pendudukan ilegal akan mengubah realitas di lapangan. Jumlah
penduduk berkewarganegaraan Israel akan semakin banyak daripada
Palestina, sehingga kalau sewaktu-waktu ada referendum, banyaknya suara
Israel akan merugikan Palestina," tutur Dirjen Hasan.
Jokowi serukan boikot
Pada konferensi pers usai penutupan KTT-LB OKI tersebut, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) mendorong masyarakat internasional untuk melarang
masuk (boikot) produk Israel ke negara masing-masing.
"Negara-negara OKI mengutuk tindakan Israel. Kami menyerukan
pengakhiran penjajahan Israel dan pembentukan negara Palestina atas
dasar two state solution," kata Jokowi.
Seluruh negara, tegas
Jokowi, juga telah menyatakan komitmen untuk melindungi Al Quds Al
Syarif (Kota Suci Jerusalem) melalui pemberian dana bantuan bagi Al Quds
Fund.
"Negara-negara OKI juga mendukung rekonsiliasi Palestina dan juga
kesepakatan-kesepakatan itu tercakup dalam dua dokumen," kata Presiden.
Dokumen pertama yaitu "Deklarasi Jakarta" yang merupakan prakarsa dari Indonesia mencakup langkah konkret pimpinan dunia Islam.
Dokumen kedua yaitu resolusi yang menegaskan komitmen OKI untuk mendukung Palestina dan Al Quds Al Syarif.
KTT-LB OKI dihadiri oleh 605 delegasi dari 55 negara dan dua organisasi internasional.
KTT OKI - Kemlu: boikot produk hentikan insentif pemukim ilegal Israel
Senin, 7 Maret 2016 21:35 WIB