Tanjungpinang (ANTARA GORONTALO) - Teroris tidak akan berhenti mengembangkan
radikalisme dan semakin intensif mengincar mahasiswa sebagai
"pengantin", kata bekas anggota Negara Islam Indonesia, Sarwani, di
Tanjungpinang, Kamis.
"Sasaran (teroris), para generasi muda.
Hebatnya, pengikut mereka adalah sejumlah mahasiswa dari perguruan
tinggi terkenal di Indonesia," ungkap dia dalam dialog pencegahan
radikalisme yang diselenggarakan Forum Komunikasi Penanggulangan Teroris
Kepulauan Riau.
Sarwani yang berbicara selama sekitar 30 menit
membuat para peserta dialog terperangah, apalagi fakta menunjukkan dari
19 aksi bom bunuh diri di Indonesia, pelakunya diketahui sebagai
pelajar, mahasiswa dan pemuda.
"Usianya di antara 19-30 tahun. Ini menyedihkan," kata dia.
Menurut
dia para pemuda mulai direkrut sejak 2011, dan sekarang makin gencar
dan bertahap. Prosesnya adalah pendekatan emosional berupa diskusi,
perekrutan, doktrin, janji setia dan pelatihan di berbagai negara
seperti Filipina, Suriah dan Afghanistan.
Kemudian, kata Sarwani,
mereka dipulangkan ke Indonesia. Mereka kemudian dibina dengan target
memperjuangkan dengan radikal syariat Islam menjadi ideologi Indonesia.
"Tugas
orang-orang baru yang direkrut antara lain menggalang dana, dengan
berbagai cara, seperti mencuri dan merampok," kata dia.
Menurut
kelompok radikal ini, sambung Sarwani, orang-orang yang tidak masuk
organisasi mereka, termasuk aparat pemerintah, TNI dan Polri, dianggap
murtad.
"Syarat mutlak untuk merekrut adalah orang-orang yang direkrut (adalah) bukan anak anggota polisi dan TNI," ujar Sarwani.
Dia
mengatakan Negara Islam Indonesia (NII) terus berkembang dan memiliki
perwakilan di-33 provinsi, bahka di Kepri sejumlah santri menjadi
pengikutnya.
Santri itu dapat dipastikan sudah lama
terindoktrinasi dengan pemahaman yang salah. Bila sudah didoktrin,
pengikut NII siap menjadi "pengantin" (pelaku bom bunuh diri).
Sarwani
memaparkan, doktrin yang lazim disampaikan adalah bila melakukan bom
bunuh diri, maka langsung masuk surga, dan di surga sudah menunggu 72
bidadari.
Orang-orang yang direkrut, kata Sarwani, akan selalu siap melaksanakan perintah pimpinan dan mereka siap mati.
Pengakuan bekas anggota NII: teroris incar mahasiswa
Kamis, 14 April 2016 15:09 WIB