Sampit (ANTARA GORONTALO) - Sebanyak enam titik panas terpantau di Kabupaten
Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Minggu pagi sehingga harus
diwaspadai munculnya kebakaran lahan, kata Kepala Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Haji Asan Sampit,
Yulida Warni.
"Kemungkinan masih ada masyarakat yang tidak paham tentang
larangan pemerintah untuk tidak membakar lahan. Berdasarkan laporan,
koordinat yang disampaikan BMKG itu benar di situ ada terjadinya lahan
yang terbakar setelah dicek lokasi oleh satgas," ujarnya di Sampit,
Minggu.
Hasil pantauan satelit pada pukul 05:53 WIB, dikemukakannya, titik
panas itu terpantau masing-masing satu titik di Kecamatan Antang
Kalang, Cempaga Hulu dan Telawang, serta tiga titik di Kotabesi. Dari
data terlihat, titik panas itu terpantau sejak kemarin sehingga diduga
kuat memang terjadi kebakaran lahan.
Hasil pemetaan titik koordinat, menurut dia, lokasi kebakaran
yaitu di Desa Simpur Kecamatan Kotabesi. Tim beranggotakan belasan orang
terdiri dari anggota TNI, Polri, pegawai kecamatan, Manggala Agni dan
tim serbu api. Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar tiga jam melalui
jalur sungai untuk mencapai lokasi.
Untuk di Kecamatan Antang Kalang titik panas terpantau di Desa
Batu Agung. Tim beranggotakan TNI, Polri dan masyarakat juga sudah
diterjunkan ke lokasi yang berjarak sekitar 40 kilometer dari permukiman
dengan menggunakan sepeda motor, ujarnya.
BMKG mencatat, titik panas di Kecamatan Cempaga Hulu berada di
Desa Pundu, sedangkan titik panas di Kecamatan Telawang berada di Desa
Biru Maju. Tim gabungan juga telah diterjunkan ke lokasi-lokasi
terpantaunya titik panas tersebut.
Selain di Kotawaringin Timur, ia mengemukakan, titik panas juga
terpantau di sejumlah daerah lain di Kalimantan Tengah. Yakni
masing-masing dua titik di Kabupaten Barito Selatan, Kapuas, Katingan
dan Kota Palangka Raya, serta satu titik di Kabupaten Barito Utara.
Yulida mengimbau masyarakat untuk tidak membakar lahan karena
potensinya makin meningkat seiring berkurangnya curah hujan. Semua pihak
harus peduli agar kebakaran lahan dan kabut asap parah tidak kembali
terjadi di daerah ini.
Enam titik panas terpantau di Kotawaringin Timur
Minggu, 8 Mei 2016 20:31 WIB