Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah
akan melakukan yang terbaik untuk membebaskan tujuh WNI yang disandera
kelompok bersenjata di Filipina Selatan.
"Sekali lagi soal
sandera ini, saya yakin pihak Deplu (Kementerian Luar Negeri), BIN, TNI
dan pihak-pihak terkait lainnya sedang berusaha untuk menyelesaikan
itu," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, Wapres sempat mengatakan bahwa penyanderaan itu tidak benar karena hingga Kamis (23/6) belum dapat diverifikasi.
"Kemarin kan masih simpang siur, saya sendiri belum diberi
laporan soal perkembangannya, tapi sekarang sudah ditegaskan bahwa
memang ada (penyanderaan)," kata dia.
Meskipun demikian, Wapres menegaskan keselamatan para WNI adalah prioritas pemerintah Indonesia.
Sebelumnya pada Jumat pagi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
telah mengeluarkan pernyataan pers yang mengonfirmasi adanya
penyanderaan tujuh WNI di Filipina Selatan.
Menlu Retno juga menjabarkan kronologis kejadian pembajakan oleh
dua kelompok bersenjata yang berbeda terhadap kapal tugboat Charles 001
dan tongkang Robby 152 di Laut Zulu yang terjadi dalam dua tahap, yakni
sekitar pukul 11.30 dan 12.45 waktu setempat.
Pada saat penyanderaan, kedua kapal tersebut membawa 13 ABK , tujuh orang disandera dan enam lainnya dibebaskan.
Saat ini, keenam ABK yang bebas tengah dalam perjalanan membawa
tugboat Charles 001 dan tongkang Robby 152 menuju Samarinda, Kalimantan
Timur.
Pada Jumat siang, pemerintah juga telah mengadakan rapat di bawah
koordinasi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut
Panjaitan yang melibatkan semua pihak terkait untuk mengambil langkah
secara terukur, cepat dan aman dalam upaya pembebasan ketujuh sandera
tersebut.
Pemerintah akan lakukan terbaik untuk bebaskan sandera di Filipina
Jumat, 24 Juni 2016 21:58 WIB