Istanbul (ANTARA) - Qatar pada Kamis (3/4) mengutuk dan menolak tuduhan bahwa mereka melakukan "pembayaran finansial" untuk merusak upaya Mesir dan mediator dalam perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
"Negara Qatar dengan tegas mengutuk pernyataan oleh beberapa jurnalis dan media yang menuduh Qatar telah melakukan pembayaran finansial untuk merusak upaya Mesir atau mediator lain yang terlibat dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel," kata Kantor Media Internasional Qatar.
“Tuduhan ini tidak berdasar dan hanya memenuhi agenda mereka yang berusaha menyabotase upaya mediasi dan merusak hubungan antarnegara,” kata kantor tersebut.
Disebutkan bahwa tuduhan itu berupaya mengalihkan perhatian dari krisis kemanusiaan di Gaza dan melanggengkan perang yang dilancarkan Israel.
Qatar menegaskan komitmen mereka terhadap peran kemanusiaan dan diplomatik sebagai mediator bagi pihak-pihak yang bertikai untuk mengakhiri perang serta bekerja sama dengan Mesir untuk mencapai gencatan senjata berkelanjutan dan melindungi warga sipil.
Media Israel melaporkan tuduhan bahwa para penasihat di kantor pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menerima dana dari Qatar sebagai imbalan untuk menyebarkan informasi yang melemahkan peran Mesir sebagai mediator dan memuji upaya Qatar.
Pengadilan Israel pada Kamis memperpanjang penahanan dua staf kantor Netanyahu yang diduga telah menerima uang dari Qatar untuk mempromosikan citra negara itu di media Israel.
Media publik Israel, KAN, mengatakan Pengadilan Magistrat Rishon LeZion setuju untuk memperpanjang penahanan Jonatan Urich dan Eli Feldstein selama satu hari lagi.
KAN juga mengutip hasil penyelidikan tentang adanya perbedaan dalam kesaksian para tersangka dalam kasus yang disebut "Qatargate" oleh media Israel.
Media publik itu melaporkan bahwa salah satu dari dua tersangka itu berbohong selama interogasi.
Pada Rabu (2/4), Netanyahu menyebut penyelidikan terhadap stafnya sebagai hal yang konyol.
Pemimpin redaksi The Jerusalem Post, Zvika Klein, dibebaskan dari tahanan rumah pada Kamis setelah dia diperiksa terkait hubungannya dengan kedua tersangka.
Jaksa Agung Gali Baharav-Miara mengatakan dua jurnalis lainnya kemungkinan juga akan diperiksa.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Qatar tolak tuduhan lemahkan peran Mesir dalam negosiasi Hamas-Israel