Moskow (ANTARA) - Rusia pada Selasa (1/4) mengumumkan bahwa pertemuan keduanya dengan Amerika Setikat untuk membahas normalisasi hubungan akan berlangsung di Istanbul, Turki.
Berbicara dalam jumpa pers di Moskow, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tidak menyebutkan tanggal pasti pertemuan tersebut, tetapi mengatakan Presiden Vladimir Putin meminta dia dan Menteri Pertahanan Andrey Belousov untuk memberikan pengarahan tentang kemajuan pembahasan dengan AS mengenai masalah Ukraina.
Lavrov menekankan bahwa Rusia dan AS saat ini berfokus pada tiga topik: menemukan solusi untuk konflik di Ukraina yang sekarang sedang menjalani moratorium serangan yang menargetkan infrastruktur energi, pemulihan Inisiatif Gandum Laut Hitam, dan penghapusan "hal-hal yang mengganggu" dalam hubungan bilateral.
Menurut Lavrov, "hal-hal yang mengganggu" itu secara signifikan menghambat fungsi Kedutaan Besar Rusia di Washington dan Kedutaan Besar AS di Moskow.
"Pertemuan (pertama) telah berlangsung di Istanbul, dan sekarang pertemuan kedua sedang dipersiapkan. Sementara itu, komunikasi terus berlanjut melalui panggilan telepon dan konferensi video," katanya.
Lavrov menyoroti bahwa "masalah kedutaan" bermula dari pemerintahan Presiden Barack Obama pada 2009-2017, tepat sebelum masa jabatan pertama pemerintahan Trump.
"Saya menahan diri untuk tidak membuat prediksi, kemajuan nyata telah dicapai, yang mencerminkan tekad mitra Amerika kami untuk menghilangkan hambatan yang sama sekali tidak dapat diterima ini terhadap kelancaran operasi diplomasi di ibu kota masing-masing," katanya.
Pada 27 Februari, delegasi Rusia dan AS bertemu di kediaman Konsulat Jenderal AS di Istanbul untuk membahas operasi kedutaan masing-masing sebagai bagian dari upaya bilateral.
Moratorium serangan infrastruktur energi
Menurut Lavrov, Menteri Pertahanan Belousov menyampaikan fakta-fakta kepada Dewan Keamanan Rusia yang mengonfirmasi pelanggaran Ukraina terhadap penundaan sementara serangan terhadap infrastruktur energi yang dideklarasikan oleh Rusia dan Ukraina setelah panggilan telepon Putin pada 18 Maret dengan Presiden AS Donald Trump.
"Belousov mengatakan bahwa moratorium tidak dipatuhi (oleh Ukraina), fasilitas energi Rusia telah diserang selama ini, mungkin dengan jeda satu atau dua hari. Dan dia mencantumkan semua objek yang telah menjadi target pesawat nirawak Ukraina selama ini, termasuk tadi malam," kata Lavrov.
Meskipun demikian, menurut dia, Rusia telah sepenuhnya mematuhi perjanjian tersebut, tidak ada perintah untuk membatalkan larangan serangan dari pihak Rusia.
"Anda mungkin ingat, dia (Putin) menyebutkan bahwa pada saat itu (ketika moratorium diumumkan), tujuh pesawat nirawak sedang menuju target mereka di Ukraina," ujar Lavrov.
"Pesawat-pesawat nirawak itu dihancurkan oleh sistem pertahanan udara kami dan pesawat yang berpatroli di langit. Sejak saat itu, kami telah mematuhi perjanjian ini 100 persen," lanjutnya.
Lavrov mengatakan Rusia mengumpulkan bukti, mencatat fakta, dan berbagi dokumentasi dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, PBB dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE).
Hal itu dilakukannya, kata Lavrov, "untuk menunjukkan dengan menggunakan fakta-fakta spesifik, apa sebenarnya posisi pemerintah Ukraina saat ini."
Mengenai dimulainya kembali Inisiatif Gandum Laut Hitam, Belousov mengatakan AS sedang memeriksa usulan Rusia dan "memberikan jaminan bahwa mereka akan segera menanggapi."
Inisiatif Gandum Laut Hitam mengizinkan ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam.
Prakarsa itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi kegiatan ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia, tetapi bagian dari kesepakatan itu tidak pernah dilaksanakan, yang menyebabkan Moskow menolak perpanjangan inisiatif pada Juli 2023.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Moskow umumkan pertemuan ke-2 normalisasi Rusia-AS di Istanbul