Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang dalam transaksi antar
bank di Jakarta pada Selasa sore bergerak turun 61 poin menjadi
Rp13.491, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.430 per dolar Amerika
Serikat (AS).
"Dolar AS mempertahankan penguatan terhadap mayoritas mata uang
dunia, termasuk rupiah di tengah pasar yang sedang bersiap untuk
menyambut libur akhir tahun," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures
Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.
Dalam waktu dekat ini, menurut dia, pelaku pasar uang juga akan
berfokus terhadap rilisnya data kepercayaan konsumen AS yang dinilai
dapat memberikan pengaruh terhadap pergerakan dolar Negeri Paman Sam.
Ia menambahkan bahwa sentimen mengenai kebijakan peningkatan suku
bunga AS oleh bank sentralnya (The Fed) pada 2017 juga masih
mempengaruhi laju mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia
Tbk. Rully Nova mengharapkan bahwa penguatan harga minyak menyusul
anggota Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-OPEC yang mulai
bersiap untuk membatasi produksi dapat menahan tekanan rupiah.
"Harga komoditas minyak yang masih dalam tren penguatan diharapkan
menjaga mata uang rupiah agar tidak melanjutkan tekanan," katanya.
Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa sore ini terpantau
menguat 0,36% menjadi 53,21 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah
jenis Brent Crude naik 0,05% ke posisi 55,19 dolar AS per barel.
Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah
bergerak menguat menjadi Rp13.436 dibandingkan Jumat (23/12) Rp13.470.
Rupiah turun jadi Rp13.491 per dolar AS
Selasa, 27 Desember 2016 19:35 WIB