Gorontalo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat luas panen jagung pipilan pada 2024 mencapai 128,23 ribu hektare, atau mengalami kenaikan sebesar 13,88 ribu hektare atau 12,13 persen dibandingkan luas panen pada 2023 yaitu 114,36 ribu hektare.
"Puncak panen jagung pipilan 2024 berbeda halnya dengan tahun 2023 yang terjadi pada Bulan Maret, puncak panen jagung pipilan 2024 terjadi pada Bulan April dengan luas panen sebesar 26,85 hektar," ucap Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo Dwi Alwi Astuti di Gorontalo, Sabtu.
Ia menjelaskan jika puncak panen jagung pada April 2024 relatif lebih tinggi 9,84 ribu hektare atau 57,86 persen dibandingkan April 2023.
Dwi mengatakan jika luas panen jagung hasil survei kerangka sampel area (KSA) jagung tahun 2023–2024 terdiri dari tiga jenis panen yaitu panen hijauan, panen muda, dan panen pipilan.
Luas panen jagung pipilan sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai sekitar 128,23 ribu hektare.
"Di sisi lain, luas panen hijauan dan luas panen muda pada 2024 masing-masing sebesar 3,57 ribu hektare dan 1,21 ribu hektare," ujar dia.
Dwi menjelaskan, pada 2020, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), secara resmi mengimplementasikan metode KSA untuk pengumpulan data luas panen jagung.
Metode tersebut kata dia merupakan replikasi dari metode KSA yang telah digunakan untuk pengumpulan data luas panen padi sejak 2018.
Implementasi metode KSA pada komoditas jagung dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki perhitungan produksi jagung.
"Dengan menerapkan metode KSA, pengumpulan data luas panen jagung dilakukan secara objektif dan modern, sehingga data produksi jagung yang dikumpulkan dapat menjadi lebih akurat dan tepat waktu," pungkas Dwi.