Washington (ANTARA GORONTALO) - Presiden terpilih Donald Trump menerima
kesimpulan komunitas intelijen Amerika Serikat bahwa Rusia terlibat
dalam serangan siber selama pemilihan presiden Amerika Serikat dan
mungkin akan bertindak meresponnya, kata Reince Preibus, yang ditunjuk
Trump menjadi kepala staf Gedung Putih.
Reince Priebus pada
Minggu (8/1) mengatakan bahwa Trump percaya Rusia berada di belakang
gangguan dalam organisasi-organisasi Partai Demokrat. Namun dia tidak
mengklarifikasi apakah presiden terpilih sependapat bahwa peretasan
dilakukan berdasarkan arahan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Dia menerima fakta bahwa kasus khusus ini adalah entitas Rusia, jadi itu bukan soal," kata Priebus di "Fox News Sunday."
Itu
adalah pengakuan pertama dari anggota senior tim presiden terpilih dari
Partai Republik bahwa Trump menerima bahwa Rusia mengarahkan peretasan
dan berikutnya pengungkapan surel-surel Partai Demokrat selama pemilihan
presiden 2016.
Trump sebelumnya menampik tuduhan bahwa Rusia
berada di belakang peretasan atau berusaha membantu dia memenangi
pemilihan presiden, menyebut gangguan-gangguan itu bisa jadi dilancarkan
oleh China atau seorang peretas 400-pound di tempat tidurnya.
Dalam
waktu kurang dari dua pekan sampai pelantikannya pada 20 Januari, Trump
menghadapi peningkatan tekanan dari rekannya di Partai Republik untuk
menerima temuan komunitas intelijen mengenai peretasan Rusia dan upaya
lain Moskow untuk mempengaruhi pemilihan presiden 8 November.
Laporan
intelijen Amerika Serikat pekan lalu menyebut Putin mengarahkan
kampanye pengaruh canggih yang melibatkan serangan siber untuk
menjelekkan calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton dan mendukung
Trump menurut warta kantor berita Reuters.
Trump terima kesimpulan intelijen soal peran Rusia dalam pemilu
Senin, 9 Januari 2017 9:09 WIB