Karawang (ANTARA GORONTALO) - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik
Indonesia (Perum Peruri) akan mencetak sebanyak 12,9 miliar bilyet
(lembar) uang rupiah pada 2017 sesuai penugasan dari Bank Indonesia.
"Cetak uang kertas itu 12,9 miliar bilyet dan uang logamnya 2,5
miliar keping," kata Direktur Utama Perum Peruri Prasetio dalam
kunjungan media ke pabrik pencetakan uang Peruri di Karawang Timur, Jawa
Barat, Rabu.
Prasetio menuturkan selain uang, perusahaan juga mencetak dokumen
berstandar keamanan (security document) seperti pita cukai, materai,
paspor, sertifikat, buku pertanahan hingga perangko sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006 tentang Perusahaan Umum Percetakan Uang
Republik Indonesia (Peruri).
Namun, menurut dia, bahan baku kertas dan logam diperoleh perusahaan
dari BI sehingga terkait komposisi bahan baku yang masih dipenuhi dari
impor, bukan kebijakan perusahaan tersebut.
Prasetio menjelaskan meski bahan baku lokal menjadi salah satu
pertimbangan, kualitas menjadi hal utama yang perlu diperhatikan dalam
pencetakan uang.
"Kalau kualitas kertasnya enggak cocok, produksinya juga terganggu.
Makanya sebelum membeli kertas, BI biasanya meminta kami melakukan uji
mutu dan tes cetak. Kalau hasilnya baik, maka BI akan memasok secara
besar-besaran," jelasnya.
Lebih lanjut Prasetio menuturkan, penugasan BI tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan.
Ia memprediksi pertumbuhan tersebut dapat mencapai 50 persen dari rata-rata 22 persen per tahun.
"Pendapatan kami 2016 sekitar Rp2,5 triliun. Tahun ini perkiraan
kami akan tumbuh 50 persen sehingga kurang lebih kami bisa mencapai Rp4
triliun tahun ini," tuturnya.
Menurut Prasetio, pendapatan perusahaan memang masih bergantung pada
skema penugasan pemerintah terutama untuk pencetakan uang, dokumen
keimigrasian, pita cukai, materai dan buku tanah.
Namun, ia mengaku perusahaan juga telah mengembangkan bisnis ke
pasar inernasional dan memiliki klien dari penjuru dunia meski
kontribusinya kecil yakni hanya sekitar 10 persen.
"Ada klien dari Nepal, Sri Lanka, Filipina, kami juga mau tambah
dari New Guinea, Ghana dan negara Asia Tengah lainnya. Tapi pendapatan
dari luar negeri masih kecil. Dalam negeri kontribusinya 90 persen di
mana 60 persennya dari uang," tukasnya.
Peruri cetak 12,9 miliar lembar rupiah pada 2017
Rabu, 18 Januari 2017 19:49 WIB