Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya
menawarkan kerja sama investasi kepada para investor dari negara-negara
anggota Indian Ocean Rim Association (IORA) khususnya untuk sepuluh
destinasi wisata prioritas di Indonesia.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu Arief mengatakan
untuk mengembangkan sektor pariwisata dan konektivitas perlu pembangunan
infrastruktur yang berkesinambungan serta merata di seluruh Indonesia
termasuk sepuluh destinasi pariwisata prioritas.
IORA adalah sebuah organisasi regional beranggotakan 21 negara yang
terdiri atas negara-negara pesisir yang berbatasan langsung dengan
Samudra Hindia, berdasarkan pada prinsip regionalisme terbuka untuk
memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya memfasilitasi investasi,
promosi, dan pembangunan sosial di kawasan.
Sebanyak sepuluh destinasi wisata tersebut adalah Borobudur,
Jawa Tengah, Mandalika Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo Nusa Tenggara
Timur, Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur, Kepulauan Seribu DKI Jakarta,
Toba Sumatera Utara, Wakatobi Sulawesi Tenggara, Tanjung Lesung Banten,
Morotai Maluku Utara dan Tanjung Kalayang Bangka Belitung.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata total investasi yang
dibutuhkan untuk pengembangan sepuluh destinasi wisata baru mencapai
Rp200 triliun. Dalam perencanaannya, pendanaan sebanyak Rp100 triliun
akan bersumber dari investasi publik dan sisanya dari sektor swasta.
Untuk investasi publik, pemerintah menyiapkan Rp30 triliun yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), World Bank
Rp2,6 triliun dan privatisasi Rp64,7 triliun.
Sementara dari sektor swasta, sebanyak Rp35 triliun didapat dari
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),
sektor perbankan sebesar Rp8 triliun dan RDPT mencapai Rp57 triliun.
Arief menjelaskan pemerintah menargetkan kunjungan 20 juta
wisatawan mancanegara pada 2019. Untuk mendukung target tersebut,
pemerintah telah mengeluarkan sejumlah regulasi antara lain memberikan
bebas visa kunjungan singkat (BVKS) untuk 169 negara.
Selain itu, mempermudah izin masuk kapal "yacht" dan kapal pesiar ke dalam perairan Indonesia dengan mencabut aturan Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT).
Arief menambahkan untuk mendukung sektor pariwisata dibutuhkan konektivitas udara yang memadai.
"Konektivitas udara sangat penting, mengingat 75 persen
kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara.
Ketersediaan seat pesawat yang cukup menjadi kunci pencapaian target 2019," ujar Arief.
Konferensi Tingkat Tinggi IORA akan dihadiri sejumlah kepala
negara dari 21 negara anggota, serta tujuh negara mitra wicara. Presiden
Joko Widodo dijadwalkan hadir untuk membuka konferensi yang diinisiasi
pada 1995.
IORA beranggotakan 21 negara yaitu Australia, Afrika Selatan,
Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar,
Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri
Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Yaman.
Selain itu, sebanyak tujuh negara mitra wicara yaitu Amerika
Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Tiongkok, dan Perancis.
Tercatat, empat negara anggota IORA yakni Afrika Selatan,
Australia, India, dan Indonesia serta enam negara mitra AS, RRT, Jerman,
Inggris, Jepang dan Perancis merupakan anggota G20.
Penyelenggaraan KTT IORA 2017 akan mengangkat tema "Strengthening
Maritime Cooperation for Peaceful, Stable and Prosperous Indian Ocean"
dan akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 5-7 Maret
2017.
Menpar tawarkan investasi parwisata kepada anggota IORA
Minggu, 5 Maret 2017 18:49 WIB