Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut
Binsar Pandjaitan mengatakan utang Indonesia masih tergolong kecil
dibandingkan negara-negara anggota G20.
Luhut dalam sambutan
kunci Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2017 di Jakarta, Senin,
mengatakan berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF), di antara
20 negara dengan ekonomi terbesar dunia itu, rasio utang terhadap
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tertinggi dicapai oleh Jepang hingga 238
persen.
"Kita punya utang masih tergolong sangat kecil
dibandingkan negara lain. Masih di bawah 30 persen, tepatnya 27,9 persen
dari PDB kita," katanya.
Indonesia, lanjut Luhut, bahkan sebenarnya bisa saja berutang terus
hingga 60 persen dari PDB sesuai dengan undang-undang yang ada, namun
tidak dilakukan.
Ia menuturkan rasio utang Indonesia jika dibandingkan dengan negara
lain masih berada di level aman. Negara lain seperti Malaysia saja rasio
utang terhadap PDB mencapai 56,3 persen. Bahkan rasio utang Amerika
Serikat terhadap PDB-nya mencapai 105,6 persen.
Luhut menegaskan, yang perlu dilakukan pemerintah adalah membuat
pinjaman itu bernilai positif dengan memutarnya menjadi modal produktif.
Mantan Menko Polhukam itu mengklaim semua pinjaman yang ada memiliki
prospek baik dan bernilai. Ia juga menyebut utang sebagai salah satu
hal wajar dalam pembangunan karena anggaran negara tidak bisa seluruhnya
membiayai.
"Pertanyaannya, utang itu perlu tidak? Saya tanya, kalau anda
pedagang, apa bisa semuanya ekuitas? Kan tidak bisa. Harus ada pinjaman.
Yang jadi masalah, bagaimana supaya pinjaman itu produktif," katanya.
Hingga Mei 2017, utang pemerintah mencapai Rp3.672,33 triliun
terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN) sejumlah Rp2.943,73 triliun
(80,2 persen) dan pinjaman Rp728,60 triliun (19,8 persen).
Luhut: rasio utang Indonesia tergolong kecil
Senin, 17 Juli 2017 16:57 WIB