Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Perhubungan menerima radar protipe
bernama "Low Probability of Intercept" (LPI) yang berfungsi untuk
mengawasi pelayaran (maritime surveillance) dari Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo dalam serah
terima hibah tersebut di Kantor Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok,
Jakarta, Senin, mengatakan radar tersebut telah diujicobakan ketika masa
Angkutan Lebaran 2017 di Pelabuhan Merak, Banten.
"Prototipe radar generasi keempat ini telah diujicobakan ketika
Lebaran kemarin di mana pergerakan sangat padat dan tidak ada masalah
karena lebih canggih dari radar konvensional," katanya.
Sugihardjo mengaku bangga karena radar yang dikembangkan merupakan
karya anak bangsa dan menggunakan konten lokal sebanyak 76 persen.
Menurut dia, produk penelitian tersebut harus terus dikembangkan
agar riset berkelanjutan dan bisa mendatangkan kentungan untuk
penelitian berikutnya yang lebih canggih lagi.
"Tadi juga dikatakan bahwa anggaran untuk peneitian dari pemerintah
masih sangat kecil, kalau risetnya tidak maju, bangsa kita akan terus
menjadi bangsa konsumtif," katanya.
Ia juga mengajak Kemenristek Dikti untuk terus bekerja sama dalam
pengembangan teknologi sebagaimana sebelumnya juga terliba dalam riset
proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad
Dimyati mengatakan prototipe radar tersebut merupakan dukungan terhadap
keamanan wilayah Indonesia yang luas.
"Keberadaraan radar ini sangat penting karena sulit terdeteksi," katanya.
Dimyati mengatakan pengembangan prototipe radar tersebut telah
dimulai sejak 2006 hingga pda 2015 dikembangkan generasi keempat.
Prototipe radar yang diberi nama Indera MX-4 tersebut memiliki
kelebihan, yaitu dengan penerapan teknologi "frequency modulated
continuous wave" (FMCW) yang memungkinkan daya pancar sangat rendah
dengan resolusi yang lebih tinggi.
"Di samping itu, pada prototipe radar yang dikembangkan ini
sepenuhnya diterapkan teknologi solid state yang akan memberikan lebih
banyak keuntungan dalam hal ini, biaya pemeliharaan relatif lebih rendah
dan usia pakai yang lebih panjang," ujarnya.
Prototipe radar Indera MX-4 memiliki daya pancar lima watt, jarak
jangkauan maksimum tiga nautical mile (55 kilometer), resolusi jarak
maksimum tiga meter, frekuensi x band dan lainnya.
Dimyati mengatakan untuk prototipe radar yang dihibahkan ke Kemenhub
senilai R2,5 miliar, namun apabila dijual secara komersial bisa
mencapai Rp3 triliun.
"Namun harga tersebut sepertiga lebih rendah dari untuk kebutuhan
militer dan se per tujuh dari harga dibuat di luar negeri," katanya.
Meskipun demikian, Ia mengeluhkan rendahnya anggaran untuk
penelitian lewat APBN, yaitu Rp23 triliun atau hanya 0,2 persen dari
produk domestik bruto (PDB).
"Angka itu sangat kecil untuk negara sebesar kita, Malaysia saja
sudah satu kome sekian persen, Korea empat sekian persen," katanya.
Kemenhub terima hibah protipe radar Kemenristek
Senin, 31 Juli 2017 20:51 WIB