Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Indonesia Indicator (I2) menetapkan nilai rapor
kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla pada
tahun ketiga masa pemerintahnnya di mata media massa lokal dan nasional
mencapai 7,7 dari penilaian 0-10.
I2 adalah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan
kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial
Intelligence)
"Angka tersebut didasarkan atas framing sentimen judul pemberitaan
media. Angka 7,7 berasal dari penjumlahan sentimen netral dan positif,
dikurangi sentimen negatif dari seluruh judul pemberitaan Jokowi," ujar
Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang dalam
hasil riset bertajuk "Rapor Biru Rapor Merah Presiden Jokowi: Analisis
Media Online Berbahasa Indonesia, Oktober 2016-Oktober 2017", di
Jakarta, Jumat.
Menurut Rustika, sebuah judul mencerminkan angle berita. Sementara
angle berita adalah sudut pandang media terhadap sebuah peristiwa
tertentu.
Riset ini untuk melihat bagaimana media memberikan "angle" terhadap
segala hal mengenai aktivitas, kebijakan, langkah yang dilakukan, hingga
pembicaraan figur lain terhadap Jokowi.
"Secara keseluruhan, judul pemberitaan media menunjukkan sentimen
positif netral sebesar 77 persen, dan negatif sebesar 23 persen, dari
angka 1-100, atau 7,7 dalam skala 1-10," papar Rustika.
Secara umum, dalam satu tahun terakhir Jokowi memperoleh penilaian
cukup positif dari media, terlihat dari sentimen media yang lebih banyak
menampilkan apresiasi sebesar 36 persen kepada Presiden dibandingkan
dengan yang menilai sebaliknya 23 persen.
"Dengan demikian, terdapat positive centiment gap di media sebesar
13 persen. Sementara itu, sentimen pemberitaan media yang tergolong
netral mencapai 41 persen. Sentimen semacam ini sesungguhnya
menggambarkan suara publik yang diwakili media masih menaruh harapan
pada presiden," kata Rustika.
"Positive centiment gap" itu juga meningkat dari minus 5 pada 2015, 10 (2016), dan 15 pada 2017 hingga bulan Oktober ini.
Polkam Mendominasi
Sepanjang tahun ketiga, pemberitaan mengenai Jokowi pada 1.420
media daring nasional mencapai 409.887 berita. Rata-rata pemberitaan
mengenai Jokowi, sebanyak 34.158 berita per bulan. Dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya, pemberitaan terbilang relatif stabil dalam
setahun terakhir.
Menurut Rustika, kestabilan itu menunjukkan dari sisi pemberitaan,
Jokowi dianggap mampu menjaga situasi negara dengan baik, meskipun
terjadi banyak peristiwa politik, khususnya, yang terjadi di sepanjang
tahun ketiga.
Dari seluruh pemberitaan mengenai Jokowi dalam satu tahun terakhir,
isu politik dan keamanan (polkam) mengambil porsi lebih besar yakni 39
persen, dibanding isu ekonomi 31 persen, hukum 17 persen, dan sosial
budaya 13 persen. Dominasi pemberitaan itu, tutur Rustika, bergeser dari
2015 yang pada awalnya lebih banyak diisi oleh berbagai isu di bidang
ekonomi.
Hal itu terlihat melalui 10 isu terbesar yang muncul setahun
terakhir seperti aksi demonstrasi, safari politik, pemberantasan
korupsi, infrastruktur, pilkada, investasi, pariwisata, pendidikan,
serta penegakan HAM.
"Kuatnya isu politik dan keamanan juga ditunjukkan melalui 10 nama
terbesar yang paling banyak dikaitkan dengan Jokowi, 9 diantaranya
berurusan dengan wilayah politik keamanan. Mereka adalah Basuki Tjahaja
Purnama, Jusuf Kalla, Tito Karnavian, Gatot Nurmantyo, Susilo Bambang
Yudhoyono, Pramono Anung, Wiranto, Pratikno, dan Megawati Soekarnoputri.
Satu nama lainnya adalah Iriana Joko Widodo," katanya.
Sementara itu, pengembangan infrastruktur, investasi, dan
pariwisata merupakan isu-isu bidang ekonomi yang masuk dalam 10 isu
terbesar mengenai Jokowi. Berbeda dengan isu di Polkam, kata dia, bidang
ekonomi mengambarkan penilaian yang cenderung positif dari media.
"Ada semacam harapan yang muncul di media bahwa Jokowi dapat menata
ekonomi Indonesia, sekalipun problematik yang terbentang tergolong
tidak ringan," ujar Rustika.
Hal yang menarik adalah masuknya nama Arief Yahya sebagai
satu-satunya dari 10 influencers terbesar Jokowi yang berasal dari
bidang politik keamanan, berada di posisi 5. Ia bersanding dengan
influencers (figur yang paling sering dikutip dalam pemberitaan Jokowi)
lain dengan urutan sebagai beriku Gatot Nurmantyo, Wiranto, Tito
Karnavian, Tjahjo Kumolo, Pramono Anung, Fahri Hamzah, Susilo Bambang
Yudhoyono, Retno Marsudi, dan Fadli Zon.
Di sisi hukum, pemberantasan korupsi dan penegakan HAM merupakan
salah satu isu yang terus dikawal keberadaannya, termasuk diantaranya
adalah kasus Munir, yang hampir selalu hadir di setiap tahun.
Sementara itu dalam bidang sosial, Jokowi mendapat porsi terbesar terkait dengan pendidikan dan layanan kesehatan.
Indonesia Indicator: nilai rapor kinerja pemerintahan Jokowi 7,7
Jumat, 20 Oktober 2017 14:53 WIB