Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Bagi Mohammad Taufik Aziz, peredaran narkoba merupakan ancaman terberat yang harus dihadapi semua elemen masyarakat, karena nasib generasi muda bisa hancur karena barang berbahaya itu.
Taufik yang juga anggota Bhabinkamtibmas di Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, mengakui kalau penanganan dan pemberantasan bahaya narkoba tidak hanya sekedar membalikkan tangan, karena membutuhkan komitmen semua pihak untuk menangkal secara dini, agar tidak berimbas ke generasi muda dan anak-anak.
Untuk itulah Taufik terpanggil mengedukasi masyarakat terkait bahaya narkoba, dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Antinarkoba dan Kriminal di tujuh desa tersebar di Kecamatan Bulango Selatan.
Pria yang dikenal sebagai seorang ustad tersebut, selain menjalankan dakwah keagamaan, ia juga dinilai berhasil membangun masyarakat menggerakan sektor pertanian, agar generasi muda tidak terjerumus ke bahaya-bahaya yang mengancam saat ini.
"Kami sudah membentuk Satgas Anti Narkoba dan Kriminal di tujuh desa, dan Alhamdullilah, dari upaya itu banyak hal yang mereka peroleh," kata Taufik Aziz.
Pria yang memiliki tiga orang anak tersebut menambahkan jika, saat ini sejumlah desa yang tadinya disebut desa dengan potensi ancaman kriminal paling tinggi, kini sudah berbalik haluan.
Secara umum, lanjut Aziz, perilaku dari anak muda di beberapa desa tersebut, secara pelahan-lahan sudah mulai berubah dan lingkungan masyarakat pun merasakan kehadiran satgas tersebut.
"Mereka kami didik dan dibina, dan mereka yang tergabung dalam satgas itu, diberikan Surat Keputusan (SK) pengangkatan oleh kepala desa, dengan maksud posisi mereka didalam organisasi tersebut diakui oleh pemerintah," urainya.
Untuk kemampuan dan wawasan mereka terkait bahaya Narkoba, pihaknya melibatkan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bone Bolango, untuk memberikan materi terkait dampak bahaya penyalahgunaan Narkoba, termasuk bagaimana cara menghadapi orang yang ketagihan dengan Narkoba.
"Mereka yang tergabung paling banyak anak usia SMP hingga mahasiswa, dan anak dengan umuran itu, paling rentan terlibat kasus Narkoba, diantaranya bahaya menghirup lem ehabon," tegasnya.
Tidak hanya soal bahaya, mereka pun diajari bagaimana memberikan informasi jika mendapati ada orang yang dicurigai menggunakan Narkoba.
Ia menceritakan, terkadang tidak pulang rumah selama dua hari, hanya untuk membina kelompok anak muda, untuk menjadikan mereka tetap bertahapan ikut dalam organisasi tersebut.
"Saya terus memikirkan bagaimana caranya, mereka tidak hanya ikut mendaftar dan kemudian dikukuhkan menjadi satgas, setelah itu kegiatan serta program tidak jalan, ini yang terus dipacu," urainya.
Ia menambahkan, segala bentuk aktifitasnya selalu mendapat dukungan pemerintah desa.
Taufik Aziz Terpanggil Bentuk Satgas Antinarkoba
Kamis, 8 Maret 2018 14:59 WIB