Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Relawan Indonesia Hebat Jokowi-Jusuf Kalla menyatakan kampanye
hitam yang mengangkat isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
harus dihentikan karena merusak sendi berbangsa dan bernegara.
"Kalau
isu SARA terus dimainkan yang rusak bukan hanya pilpres dan demokrasi,
tapi juga sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, Bhinneka
Tunggal Ika," kata Ketua Departemen Hukum dan Advokasi Relawan Indonesia
Hebat Jokowi-JK Taufan Hunneman di Jakarta, Jumat.
Oleh karena
itu, tambah Taufan, dibutuhkan kesadaran para kontestan Pilpres 2014
beserta pendukungnya agar tidak menghalalkan segala cara untuk meraih
kemenangan, apalagi cara-cara yang justru merugikan bangsa.
"Kalau kampanye negatif masih bisa kita terima, tetapi ini sudah
lebih buruk, mendikotomikan Islam-Kristen, membawa-bawa etnis," katanya.
Ia pun mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak proaktif
dengan menindak pelaku dan aktor intelektual kampanye yang mengangkat
isu SARA.
"Polri harus proaktif bertindak atas isu-isu yang memecah belah
masyarakat tanpa menunggu laporan dari masyarakat. Jangan menunggu
terjadi bentrokan, jangan buang-buang waktu," katanya.
Aktivis mahasiswa 98 itu mengatakan, demokrasi, termasuk pemilihan
presiden secara langsung, merupakan cita-cita reformasi yang diharapkan
membawa bangsa ke arah yang lebih baik.
"Tapi yang kita lihat hari ini justru sebaliknya. Patut disayangkan,
demokrasi yang seharusnya semakin berkualitas justru dicederai oleh
tindakan yang meruntuhkan esensi demokrasi, bahkan menohok pondasi
kehidupan berbangsa dengan isu SARA," katanya.
Relawan Indonesia hebat juga berharap Polri, Kejaksaan Agung, TNI,
dan aparat negara yang lain mewujudkan komitmen netralitas mereka di
dalam sikap dan tindakan.
"Jika ada oknum yang disinyalir terlibat mendukung-mendukung capres
harus diusut tuntas, misalnya soal Babinsa (bintara pembina desa) yang
mengarahkan warga untuk memilih capres tertentu, karena relawan kami di
Bandung juga menemukan kasus serupa," kata Taufan.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan
cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Relawan Jokowi-JK minta stop kampanye SARA
Jumat, 6 Juni 2014 17:59 WIB