Ketua Kontingen Daerah, Sarjon Adarani, juga pembina yang mendampingi 16 penggalang putra-putri ke kegiatan nasional itu, Senin, mengatakan, Gorontalo sengaja menampilkan tarian tradisional Saronde, yang ditarikan 3 pasang putra-putri, untuk mengenalkan dan merekatkan salah satu budaya Indonesia, pada ajang di tingkat nasional ini.
Tema KBN 2019 yaitu "Terekat Kuat Ragam Budaya Indonesia pada Penggalang Milenial di Bumi Minang Asri".
Kontingen Gorontalo pun memanfaatkan iven ini untuk mengenalkan budaya Gorontalo yang kuat dengan seni tari, cerita rakyat dan baju daerahnya yang unik, menarik dan khas.
Kontingen Gorontalo pun tampil khas, dengan mengenakan jilbab karawo atau sulaman kerawang berbentuk tunas kelapa, pada jilbab yang dikenakan para penggalang putri. Serta Upiah Karanji atau kopiah keranjang, bersulam nama daerah "Gorontalo", dalam kegiatan pembukaan KBN 2019.
Ciri khas budaya Gorontalo yang ditampilkan itu kata Sarjon, lekat dengan misi wisata budaya yang diusung, agar bisa mengenalkan Gorontalo ke para penggalang lainnya dari daerah lain.
"Kontingen Gorontalo berkeinginan kuat mempopulerkan budaya Gorontalo, budaya yang dapat menarik minat kunjungan wisata," ujarnya.
Sementara itu, Fizri Alamri, salah satu penggalang putri kontingen Gorontalo, berasal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Tilamuta, Kabupaten Boalemo, mengaku bangga bisa tampil dalam pentas seni KBN 2019.
"Saya senang bisa mempersembahkan tarian Saronde bersama teman-teman lainnya, untuk mengenalkan budaya Gorontalo kepada penggalang dari seluruh Indonesia," ujarnya.
Fizri berharap, kontingen Gorontalo dapat mengenalkan lebih banyak budaya Gorontalo, termasuk pakaian adat yang akan dikenakan pada kegiatan karnaval budaya.
Ia pun mengaku, akan memanfaatkan iven itu untuk mengenal lebih banyak kebudayaan dari daerah lainnya di Indonesia.***
