Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo disarankan untuk tidak
takut terhadap oligarki politik yang berada di dalam lingkaran
kekuasaannya saat ini.
Hal itu disampaikan salah seorang peneliti dari Indonesia Legal Roundtable
(ILR) Erwin Natosmal Oemar di Jakarta, Minggu, terkait dengan keadaan
dilematik yang dinilainya tengah dialami Presiden Joko Widodo dalam
proses penunjukan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).
"Presiden
jelas berada di bawah dua tekanan, di satu sisi dia harus melunasi
janji politik terhadap publik memilih Kapolri yang bersih dan
berintegritas, di sisi lain tersandera dengan partai pendukungnya yang
biar bagaimanapun berkontribusi terhadap Presiden," kata dia.
"Pada
titik inilah kemudian kami lihat ini dilematis bagi Presiden, namun
biar bagaimanapun dia harus mengambil keputusan, tidak mungkin
membiarkan Polri dipimpin salah satu tersangka korupsi," katanya.
Oleh
karena itu, Erwin menyarankan agar Presiden sebaiknya tidak takut
terhadap oligarki politik yang berada di sekitarnya saat ini, dan tetap
konsisten menepati janji politik terhadap masyarakat.
"Sebenarnya
Jokowi tidak usah takut terhadap oligarki. Saya pikir dengan masyarakat
yang mulai kritis dan keterbukaan informasi, siapapun pemimpin yang
baik itu pasti didukung masyarakat," katanya.
Erwin bahkan
meminta Presiden Joko Widodo untuk belajar dari pengalaman yang dialami
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
Basuki misalnya, lanjut Erwin, hingga saat ini
tidak didukung partai manapun bahkan keluar dari partai pengusungnya
sendiri, namun bisa memanfaatkan dukungan publik terhadap dirinya.
"Memang
kita tidak bisa menyamakan skala nasional dengan skala lokal, namun
saya pikir dalam beberapa hal tertentu logikanya hampir sama.
"Siapapun
presidennya bila didukung oleh publik, kebijakannya akan dibela, jadi
ketika ada serangan politik baik internal maupun eksternal, publik akan
selalu berada di belakangnya," katanya.
Hal serupa juga
diperlihatkan dengan sepak terjang KPK, kata Erwin, yang meski bukan
lembaga politik namun kerap menerima serangan-serangan politik nan kuat
dan sering terjadi, namun berkat dukungan publik lembaga itu bisa
bertahan dari upaya pembunuhan baik politik maupun fisik.
Presiden jangan takut oligarki politik
Minggu, 18 Januari 2015 20:14 WIB