Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palu mengatakan empat hari terakhir pascagempa 5,8 skala Ricter yang mengguncang Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 28 Maret 2020, telah terjadi gempa susulan berskala kecil sebanyak 72 kali.
"Dari 72 kali gempa susulan, dua gempanbumi di antaranya dirasakan masyarakat," Kata Kepala Seksi Informasi dan Data BMKG Stasiun Geofisika kelas I Palu Hendrik Leopatty di Palu, Rabu.
Berdasarkan analisis BMKG, pascagempa utama berkekuatan 5,8 SR, tercatat sebanyak 44 kali gempa susulan pada tanggal 29 Maret 2020 pada limit waktu pukul 00.00 hingga 12.00 WITA. Di hari ke dua, intensitas gempa menurun menjadi 21 guncangan.
Demikian hari ke tiga, intensitas gempa semakin menurun tinggal enam kali guncangan dan hari keempat atau tanggal 31 Maret hingga pukul 00.00 WITA terjadi hanya sekali guncangan susulan berskala kecil 2,6 SR kedalaman 10 kilometer dengan titik koordinat 1.67 LS-120.17 BT berada di darat, 10 kilometer arah Barat Doda Kabupaten Poso yang kemungkinan diakibatkan dari aktivitas sesar lokal yang melintasi sesar Palu Koro.
Namun ada satu aktivitas di luar deretan gempa arah Barat Doda Kabupaten Poso, terjadi di Teluk Tomini berkekuatan 3,9 SR kedalaman 139 kilometer pada titik koordinat 0.08 LS-123.25 BT atau 72 kilometer arah Selatan Provinsi Gorontalo yang dipicu aktivitas sesar setempat. Peristiwa itu terjadi di waktu yang hampir bertepatan dengan guncangan di arah Barat Doda.
"Gempa tidak mengenal wilayah administrasi, sehingga jalur-jalur patahan sangat berpotensi menimbulkan guncangan akibat aktivitas sesar di mana garis patahan itu melintas," ungkap Hendrik.
Namun, pada Rabu (1/4) dini hari sekitar pukul 01.37 WITA, guncangan masih terjadi di wilayah Doda Kabupaten Poso dengan kekuatan 2,9 SR kedalaman 10 kilometer, namun titik koordinat sedikit bergeser ke arah 10 kilometer Baratdaya Doda.
"Berselang sekitar 30 menit gempa susulan kembali terjadi di koordinat yang sama namun intensitas guncangan menurun berskala kecil 2,6 SR," kata dia menambahkan.
Dia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan situasi saat ini, serta lebih berhati-hati terhadap informasi kegempaan yang tidak memiliki sumber yang jelas agar tidak menimbulkan kabar hoaks atau bohong.
"Apabila terjadi guncangan kuat jangan bertahan di dalam rumah upayakan ke luar paling tidak di halaman namun tetap memperhatikan ramu yang ditetapkan pemerintah sebagai bentuk pencegahan COVID-19," demikian Hendrik.
Sulteng diguncang 72 kali gempa susulan empat hari terakhir
Rabu, 1 April 2020 15:36 WIB