Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta
pada Kamis pagi turun tujuh poin dari posisi terakhir kemarin menjadi
Rp14.140 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan nilai tukar dolar
AS kembali bergerak menguat di kawasan Asia setelah pemangkasan suku
bunga acuan serta Giro Wajib Minimum oleh Bank Sentral Tiongkok belum
sepenuhnya mendapat respons positif dari pasar.
"Rupiah juga ikut tertekan. Pemangkasan proyeksi produk domestik
bruto oleh Bank Indonesia menambah keyakinan bahwa perlambatan ekonomi
akan tetap hadir paling tidak sampai akhir tahun ini," katanya.
Ia menambahkan masih adanya keraguan bahwa the Federal Reserve
menaikkan suku bunga September nanti menyusul tingkat volatilitas pasar
modal Amerika Serikat yang tinggi diharapkan dapat menahan penguatan
dolar AS lebih lanjut terhadap rupiah.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan
tekanan yang dialami rupiah saat ini masih relatif terkendali
dibandingkan tekanan terhadap nilai mata uang negara lain terhadap dolar
AS.
"Dalam jangka pendek mohon tetap tenang kalau ada tekanan terhadap
rupiah, karena banyak mata uang negara tetangga yang lebih tertekan,"
katanya.
Agus menjelaskan kurs rupiah dan bursa saham Indonesia saat ini
mengalami tekanan eksternal dari rencana penyesuaian suku bunga Bank
Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve), rendahnya harga minyak
dunia, dan aksi devaluasi Yuan Tiongkok.
Kurs rupiah turun tipis jadi Rp14.140 per dolar AS
Kamis, 27 Agustus 2015 12:52 WIB