Gorontalo (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo membentuk 986 tim pendamping keluarga (TPK) sebagai upaya menurunkan kekerdilan di daerah tersebut.
Kepala BKKBN Provinsi Gorontalo Hartati Suleman di Gorontalo, Selasa, mengatakan TPK yang dibentuk di seluruh desa dan kelurahan terdiri atas bidan, kader PKK, dan kader KB.
Untuk Kabupaten Gorontalo terdapat 303 tim, Kabupaten Boalemo 114 tim, Kabupaten Pohuwato 123 tim, Kabupaten Bone Bolango 175 tim, Kabupaten Gorontalo Utara 124 tim, dan Kota Gorontalo 147 tim.
Pihaknya akan menyelenggarakan penguatan kapasitas bagi seluruh personel TPK secara berjenjang, melalui kegiatan pelatihan teknis dan orientasi, serta pengenalan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).
Aplikasi tersebut akan menjadi perangkat dalam pelaksanaan pendampingan keluarga risiko tengkes.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengatakan angka kekerdilan di daerah itu menurun dari 34,89 persen pada 2019 menjadi 29 persen pada 2021
“Target tahun 2024 angka 'stunting' (kekerdilan) berada pada posisi 14 persen. Artinya dalam dua tahun ke depan kita harus bisa menurunkan 15 persen lagi,” katanya.
Kabupaten Pohuwato menjadi daerah dengan angka prevalensi tengkes tertinggi, yakni mencapai 34,6 persen, disusul Kabupaten Boalemo dengan angka 29,8 persen, Gorontalo Utara 29,5 persen, Kabupaten Gorontalo 28,3 persen, dan Kota Gorontalo 26,5 persen.
Angka prevalensi kekerdilan terendah dicapai oleh Kabupaten Bone Bolango sebesar 25,1 persen.
Menurutnya, pembentukan TPK merupakan salah satu pembaruan strategi, dalam percepatan penurunan tengkes yang diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.
Ia berharap, pembentukan TPK tersebut mampu menggenjot tercapainya target penurunan tengkes yang telah ditetapkan.
BKKBN Gorontalo bentuk 986 TPK untuk turunkan kekerdilan
Selasa, 22 Februari 2022 20:11 WIB