Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyindir partai politik (parpol) yang hendak membajak kader partai lain, termasuk kader PDIP untuk dijadikan capres dan cawapres pada Pilpres 2024.
"Jadi kita ini partai politik. Kita ini bukan klub sepak bola yang ketika melihat pemain andal dari klub sepak bola lain lalu kita tergoda untuk merekrut dan membajak pemain sepak bola klub lain," kata Hasto.
"Jadi kita ini partai politik. Kita ini bukan klub sepak bola yang ketika melihat pemain andal dari klub sepak bola lain lalu kita tergoda untuk merekrut dan membajak pemain sepak bola klub lain," kata Hasto.
Hasto dalam pengarahannya di Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat, Selasa, mengingatkan bahwa partai politik bukanlah klub sepak bola yang mudah melakukan pembajakan pemain andal dari klub lainnya.
Diketahui, salah satu kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah dilirik sejumlah partai politik untuk diusung menjadi capres dan cawapres pada Pilpres 2024 karena Ganjar menjadi salah kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil sejumlah survei.
Diketahui, salah satu kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah dilirik sejumlah partai politik untuk diusung menjadi capres dan cawapres pada Pilpres 2024 karena Ganjar menjadi salah kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil sejumlah survei.
Dia menilai pembajakan kader tersebut merupakan watak politik kekuasaan kapital. Hasto menduga kader yang dibajak hanya untuk memenuhi kepentingan para kapitalis.
"Kalau itu terjadi, maka pasti watak politik adalah kekuasaan kapital. Pasti calon-calon yang dibajak itu hanya dipakai untuk kepentingan kekuasaan dan kapital, saudara-saudara sekalian. Bukan untuk kepentingan membangun bangsa dan negara," tegas Hasto.
Menurut Hasto, partainya bukanlah klub sepak bola dan bukan gerombolan politik. Namun, PDIP adalah partai politik yang memiliki kaderisasi politik demi menghadirkan kepemimpinan yang mumpuni.
"Makanya, kita punya sekolah partai, memperkuat institusionalisasi partai, membangun sedikitnya 82 kantor selama pandemi. Artinya kita bangun kelembagaan, parpol sebagai kekuatan kolektif. Melalui kaderisasi mengajarkan teori politik dan ideologi," tuturnya.
Hasto menyinggung parpol yang masih jauh-jauh hari sudah berbicara calon presiden.
"Masih Agustus 2023 saudara-saudara. Masih ada waktu panjang bagi Ibu Ketua Umum kita untuk mempertimbangkan dan melihat semuanya dengan baik. Sebab yang dicari Ibu Megawati adalah bukan sekadar presiden dan wakil presiden, namun calon pemimpin bangsa yang berani bertanggung jawab akan masa depan 270 jutaan rakyat Indonesia," jelasnya.
Idealnya, tambah dia, partai politik menyiapkan calon pemimpin dari internal partainya. Bakal calon diterima dan digembleng melalui proses kaderisasi, lalu diuji di lapangan sebelum dicalonkan di tingkatan eksekutif maupun legislatif.
"Semua harus melalui proses kaderisasi karena itu fungsi dasar dari parpol," ujarnya.
Ketika ditanyakan jika ada anggota partai yang dibajak partai lain apakah akan dibicarakan di rakernas?, Hasto menegaskan bahwa dalam konteks berpartai itu ada disiplin. Disiplin untuk menyatukan cita-cita partai politik, setiap kader partai akan menghadapi ujian-ujian di lapangan termasuk godaan-godaan kekuasaan.
"Keteguhan dalam memilih jalan kepartaian bersama PDI Perjuangan merupakan salah satu bagian kedisiplinan partai dan inilah yang hidup dan terus dibangun PDI Perjuangan," jawab Hasto.
"Makanya, kita punya sekolah partai, memperkuat institusionalisasi partai, membangun sedikitnya 82 kantor selama pandemi. Artinya kita bangun kelembagaan, parpol sebagai kekuatan kolektif. Melalui kaderisasi mengajarkan teori politik dan ideologi," tuturnya.
Hasto menyinggung parpol yang masih jauh-jauh hari sudah berbicara calon presiden.
"Masih Agustus 2023 saudara-saudara. Masih ada waktu panjang bagi Ibu Ketua Umum kita untuk mempertimbangkan dan melihat semuanya dengan baik. Sebab yang dicari Ibu Megawati adalah bukan sekadar presiden dan wakil presiden, namun calon pemimpin bangsa yang berani bertanggung jawab akan masa depan 270 jutaan rakyat Indonesia," jelasnya.
Idealnya, tambah dia, partai politik menyiapkan calon pemimpin dari internal partainya. Bakal calon diterima dan digembleng melalui proses kaderisasi, lalu diuji di lapangan sebelum dicalonkan di tingkatan eksekutif maupun legislatif.
"Semua harus melalui proses kaderisasi karena itu fungsi dasar dari parpol," ujarnya.
Ketika ditanyakan jika ada anggota partai yang dibajak partai lain apakah akan dibicarakan di rakernas?, Hasto menegaskan bahwa dalam konteks berpartai itu ada disiplin. Disiplin untuk menyatukan cita-cita partai politik, setiap kader partai akan menghadapi ujian-ujian di lapangan termasuk godaan-godaan kekuasaan.
"Keteguhan dalam memilih jalan kepartaian bersama PDI Perjuangan merupakan salah satu bagian kedisiplinan partai dan inilah yang hidup dan terus dibangun PDI Perjuangan," jawab Hasto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sekjen PDIP sindir parpol yang ingin bajak kader parpol lain