"Oleh karena itu, ketahanan keluarga menjadi penting, untuk terus diperhatikan dan ditingkatkan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Nopian mengatakan keluarga harus memiliki ketahanan yang kuat, sehingga tangguh dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan, salah satunya terkait soal stunting.
Menurut Nopian, Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Hal itu dikemukakan Nopian secara virtual dari Jakarta saat mengukuhkan Duta Generasi Berencana (GenRe) Desa/Kelurahan di Kota Ambon pada momen syukuran Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 30 tahun 2023 tingkat Provinsi Maluku.
"Namun masih berada di atas ambang batas standar WHO (Badan Kesehatan Dunia), sehingga masih berkategori darurat stunting," ujarnya.
Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen.
Adapun prevalensi stunting Provinsi Maluku, mengalami penurunan sebesar 2,6 persen dari 28,7 menjadi 26,1 persen pada tahun 2021, namun angka tersebut masih di atas angka nasional.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14 persen dapat dicapai pada tahun 2024, sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dapat tercapai.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan pada hari ini karena hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku dalam upaya percepatan penurunan stunting dari hulu dengan menyasar para remaja," kata Nopian Andusti.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN: Keluarga menjadi awal pembentukan SDM berkualitas
Nopian mengatakan keluarga harus memiliki ketahanan yang kuat, sehingga tangguh dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan, salah satunya terkait soal stunting.
Menurut Nopian, Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Hal itu dikemukakan Nopian secara virtual dari Jakarta saat mengukuhkan Duta Generasi Berencana (GenRe) Desa/Kelurahan di Kota Ambon pada momen syukuran Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 30 tahun 2023 tingkat Provinsi Maluku.
"Namun masih berada di atas ambang batas standar WHO (Badan Kesehatan Dunia), sehingga masih berkategori darurat stunting," ujarnya.
Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen.
Adapun prevalensi stunting Provinsi Maluku, mengalami penurunan sebesar 2,6 persen dari 28,7 menjadi 26,1 persen pada tahun 2021, namun angka tersebut masih di atas angka nasional.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14 persen dapat dicapai pada tahun 2024, sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dapat tercapai.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan pada hari ini karena hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku dalam upaya percepatan penurunan stunting dari hulu dengan menyasar para remaja," kata Nopian Andusti.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN: Keluarga menjadi awal pembentukan SDM berkualitas