Dalam program edukasi yang diselenggarakan oleh Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TBNW), Wildlife Conservation Society (WCS) Program Indonesia, LKBN Antara Biro Gorontalo, dan Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA) itu, siswa diajak mengenal burung Maleo (Macrocephalon maleo) sebagai hewan endemik Sulawesi dan dilindungi.
Para siswa juga dikenalkan dengan hutan yang berada tak jauh dari sekolah tersebut yakni Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan satwa liar yang menghuni kawasan tersebut seperti Maleo, Tarsius, Babirusa, Burung Julang Sulawesi, dan Anoa.
"Kami memulai dengan membuat tes awal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman mereka tentang satwa liar di taman nasional dan mengapa mereka harus lestari di alam," kata anggota WCS IP Arif Rahman.
Menurutnya, penting bagi anak-anak yang tinggal di sekitar kawasan taman nasional tersebut untuk mengetahui peran Maleo dalam ekosistem dan kelangsungan hidup manusia.
Penyuluh Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Diah Ayu Lestari mengajak para siswa untuk mengenal fungsi hutan sebagai habitat burung Maleo.
Siswa juga diajak mengenal Maleo lebih dekat melalui sejumlah permainan edukatif dan kuis-kuis berhadiah.
“Kami sangat senang SDN 2 Suwawa Timur mendapat kunjungan pada peringatan hari maleo sedunia ini. Pemahaman siswa kami terhadap satwa liar dan habitat-nya memang masih minim, sehingga kegiatan ini menjadi pengalaman yang luar biasa bagi mereka,” kata Kepala Sekolah SDN 2 Suwawa Timur Muslina T. Maku.
Hari Maleo Sedunia 2023 rencananya juga akan digelar bersama siswa di MIS Al Mourky di Kabupaten Gorontalo pada Rabu (22/11).
Sebelumnya pada 21 November 2020, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mencanangkan Hari Maleo Sedunia di Obyek Wisata Lombongo Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.
Penetapan hari khusus untuk burung Maleo itu, merupakan upaya untuk mendorong upaya konservasi dan edukasi kepada masyarakat lebih meluas.*
