Rektor UNG Profesor Eduart Wolok di Gorontalo, Kamis mengatakan bahwa pusat penanggulangan tersebut dibentuk untuk mengkoordinir upaya seluruh civitas akademika UNG dalam menanggapi bencana banjir dan longsor.
"Menanggapi status tanggap darurat bencana banjir dan longsor yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, kami (UNG) membentuk pusat penanggulangan bencana tersebut," kata Eduart.
"Crisis Center UNG beranggotakan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa yang terbagi pada berbagai bidang seperti bidang medis, psikologi dan lainnya yang akan memberikan layanan kepada masyarakat terdampak bencana," katanya.
Pihaknya pun melalui pusat penanggulangan tersebut telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk bersama-sama dalam menanggulangi bencana dan pasca-bencana banjir juga tanah longsor.
"Crisis Center UNG juga membuka fasilitas pengungsian di gedung auditorium yang dapat menampung seribu orang, juga akan menyediakan fasilitas dapur umum," katanya.
Sebelumnya, UNG melalui Fakultas Kedokteran telah memberikan bantuan medis pada musibah longsor tambang emas Bone Bolango.
"Mahasiswa KKN Profesi Kesehatan yang berada di lokasi Desa Poowo dan Dutohe baik yang bekerja di Rumah Sakit Tombulilato, Rumah Sakit Toto, dan Pusat Kegiatan Masyarakat saat ini turut serta membantu masyarakat yang terdampak banjir dan longsor di Wilayah Suwawa Timur," kata Eduart.
Pada Tahun 2020 silam, UNG juga pernah membentuk pusat penanggulangan COVID-9 yang turut berperan dalam memberikan bantuan berupa alat pelindung diri dan lokasi tempat tinggal bagi tenaga kesehatan, PCR, juga rekomendasi dalam penentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Provinsi Gorontalo.***