Jakarta (ANTARA) - Chef de Mission (CdM) Indonesia, Anindya Bakrie mengatakan dua emas yang diperoleh kontingen Merah Putih menjadi tanda bahwa Indonesia bisa menyaingi China dan Amerika Serikat di luar cabang olahraga bulu tangkis.
Atlet panjat tebing, Veddriq Leonardo dan atlet angkat besi, Rizki Juniansyah mempersembahkan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
"Terima kasih sekali kita bisa mendapatkan dua medali emas, dan ini kali pertama emas dil uar badminton. Ini menandakan Indonesia bisa bersaing dengan siapapun termasuk China dan Amerika Serikat. Bangga dengan Veddriq dan Rizki juga semua supporting system. Ini kerja keras tim juga sebagai kado ulang tahun Indonesia ke-79," ujar Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Anindya Bakrie dalam keterangan resmi, Jumat.
Dengan memperoleh tambahan dua medali emas dalam tempo satu hari, peringkat Indonesia di klasemen langsung meroket dari sebelumnya peringkat ke-70 kemudian melesat ke peringkat 28 besar dengan total dua medali emas dan satu medali perunggu.
Di panjat tebing nomor speed putra, Veddriq Leonardo mampu mengungguli atlet andalan China, Wu Peng di babak final usai tampil tercepat dengan catatan waktu 4,75 detik. Lalu podium ketiga diamankan oleh atlet Amerika Serikat, Sam Watson yang memecahkan catatan waktu tercepat dunia pada pertandingan perebutan tempat ketiga.
Sementara di angkat besi, Rizki Juniansyah yang tampil di kelas 73 kg putra meraih total angkatan 354 kg dengan rincian snatch 155 kg serta clean and jerk 199 kg sekaligus mencatatkan rekor Olimpiade. Medali perak diraih wakil Thailand, Weeraphon Wichuma dengan total angkatan 346 kg dan perunggu direbut Bozhidar Andreev dari Bulgaria lewat torehan 344 kg.
"Bersyukur Indonesia peringkatnya melesat di klasemen Ini kerja keras semua pihak mulai dari pemerintah, NOC, KONI, cabang olahraga, insan olahraga dan semua pihak yang mendukung. Sekali lagi terima kasih lagu Indonesia Raya bisa berkumandang dua kali. Terakhir kali 32 tahun lalu pada Olimpiade Barcelona 1992," ucap Anin.
Sejak Indonesia mengikuti Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia, total atlet Indonesia sudah mengoleksi 40 medali dan sepuluh diantaranya medali emas.
Medali pertama Indonesia diraih pada Olimpiade Seoul 1988, yakni meraih medali perak lewat tiga Srikandi panahan Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani. Di Olimpiade tersebut, Indonesia finis di peringkat 36.
Kemudian emas pertama Indonesia diraih pada Olimpiade Barcelona 1992. Tim Merah Putih langsung mengamankan dua medali emas melalui cabang bulutangkis tunggal putra Alan Budi Kusuma serta tunggal putri Susi Susanti. Total Indonesia meraih dua emas, dua perak, satu perunggu di peringkat 24 klasemen medali.
Kemudian tradisi medali emas Indonesia selalu terjaga mulai Atalanta 1996 di peringkat 41 dengan 1 emas, 1 perak, 2 perunggu. Di Olimpiade Sydney 2000 di peringkat 38 dengan satu emas, tiga perak dan dua perunggu.
Pada penampilan Tim Indonesia di Olimpiade Athena 2004 berada di peringkat 48 dengan satu emas, satu perak dan dua perunggu. Olimpiade Beijing 2008 di peringkat 40 dengan satu emas, satu perak dan empat perunggu. Olimpiade London 2012 Indonesia belum berhasil menjaga tradisi emas hanya meraih dua perak dan satu perunggu di peringkat 60.
Tradisi emas kembali terjaga pada Olimpiade Rio 2016 di peringkat 46 dengan satu emas dan dua perak. Olimpiade Tokyo 2020 di peringkat 55 dengan satu emas, satu perak dan tiga perunggu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: CdM Indonesia : Dua emas ini tanda kita bisa saingi China dan AS
CdM Indonesia : Dua emas ini tanda kita bisa saingi China dan AS
Jumat, 9 Agustus 2024 19:17 WIB