Jakarta (ANTARA) - Pakar Otomotif dari Universitas Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu mengatakan tidak bayak perbedaan dalam melakukan persiapan mudik baik untuk kendaraan konvensional (ICE) maupun kendaraan elektrik (EV).
“Sebelum mudik, baik pengguna mobil konvensional/ICE maupun BEV perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh,” kata Yannes Martinus Pasaribu kepada ANTARA, Rabu.
Menurut dia, untuk pengguna kendaraan konvensional bisa melakukan pengecekan yang mendasar seperti kondisi oli, filter, busi, sistem pendingin, rem, lampu, dan tekanan ban.
Tidak hanya itu, mereka juga diminta untuk memastikan semua komponen tersebut dalam kondisi yang baik. Lalu, untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran dan juga pecah ban, pengguna kendaraan disarankan menyiapkan tekanan angin untuk ban serep.
Sedangkan para pemudik yang menggunakan moda transportasi baru yakni mobil listrik. Yannes mengimbau untuk memeriksakan kesehatan baterai, sistem pendingin baterai, dan fungsi pengisian daya.
Selanjutnya perlu juga pemeriksaan kabel pengisian yang sehat atau tidak rusak dan pastikan kompatibilitas dengan SPKLU di sepanjang rute perjalanan.
“Kedua jenis kendaraan tetap memerlukan pemeriksaan sistem kelistrikan, termasuk lampu, wiper, dan klakson. Pastikan perlengkapan darurat seperti P3K, segitiga pengaman, dan dongkrak tersedia. Bagi pengguna BEV, pastikan aplikasi navigasi dan pengisian daya berfungsi dengan baik,” ujar dia.
Untuk lokasi pengisian daya kendaraan listrik, saat ini sudah sangat mudah dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo beberapa waktu yang lalu mengabarkan bahwa pihaknya telah menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik umum fast charging di setiap rest area untuk memenuhi kebutuhan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Menurut prediksi, jumlah pengguna kendaraan listrik pada Lebaran 2025 diproyeksikan meningkat hingga 500 persen atau sebanyak 21.570 kendaraan, dibanding tahun lalu yang hanya 4.314 kendaraan.
PLN memproyeksikan akan terjadi peningkatan transaksi SPKLU sebesar 500 persen pula, dari 14.002 transaksi SPKLU yang terealisasi pada Lebaran 2024, diproyeksikan naik menjadi 70.000 transaksi pada Lebaran 2025.
Khusus untuk SPKLU dengan tingkat okupansi yang tinggi, PLN akan meningkatkan jumlah SPKLU-nya sebesar 7,5–8 kali lipat. Pada Lebaran 2024, tercatat 108 SPKLU dengan tingkat keterisian atau okupansi tinggi.
Pada Lebaran 2025, PLN meningkatkan jumlah stasiun pengisian cepat di wilayah dengan tingkat okupansi tinggi menjadi 800 unit SPKLU.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Persiapan mudik dengan mobil ICE dan EV tidak banyak perbedaan