Denpasar, (Antara News) - Dewan Pembina Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali Putri Suastini Koster berharap calon anggota legislatif perempuan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan dan tak hanya menjadi "vas bunga" dalam ranah politik.
"Jika anda terpilih, anda semua bukanlah vas bunga tempat pajangan untuk menyedapkan pandangan para politisi, namun kaum perempuan duduk sebagai wakil rakyat harus berjuang secara moral dan intelektual untuk kepentingan masyarakat," katanya saat menjadi Keynote Speaker pada diskusi kelompok terfokus (FGD) Penguatan Strategi Caleg Perempuan, di Denpasar, Kamis.
Meskipun menurut pendamping orang nomor satu di Bali itu, kuota 30 persen yang harus dipenuhi partai politik masihlah sedikit, namun ini merupakan permulaan yang baik, karena setidaknya kiprah perempuan sudah diperhitungkan.
"Sekarang kita terima dulu aturan ini sebagai permulaan. Akan tetapi kita berharap kedepan akan terus bertambah mungkin 50 persen, 75 persen, atau 90 persen sampai kedudukan kita dengan caleg laki-laki setara," ucapnya.
Dengan peran aktif perempuan di kancah politik, Putri Suastini mengajak para peserta untuk menghilangkan kesan perempuan bergantung pada laki-laki. Sikap ini juga menurutnya harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya saat dalam kancah politik.
Hal senada juga disampaikan oleh Sukmawati Soekarno Putri. Sebagai putri dari Bapak Proklamator Indonesia, Ir Soekarno, ia menyemangati para calon legislatif perempuan dengan nilai-nilai kebangsaan warisan Bung Karno.
Menurutnya, nilai kebangsaan Bung Karno sangat luhur karena tidak hanya menginginkan Indonesia yang merdeka, namun juga bisa berdikari secara politik dan ekonomi.
Ia berharap para caleg perempuan juga bisa meneladani hal-hal tersebut. "Perempuan harus mandiri, punya pemikiran dan konsep sendiri dan tentu saja diimplementasikan dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat di legislatif," ujarnya. Dalam kesempatan itu, ia juga berbagai tentang pengalamannya di dunia politik yang telah digeluti sejak dulu.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Luh Putu Hariyani menyatakan kiprah perempuan di ranah politik memang agak tertinggal. Hal itu bisa dilihat dari kuota yang ditetapkan KPU masih di bawah 50 persen.
Untuk itu, ia berharap para caleg perempuan bisa bersatu di lapangan saling mendukung dalam Pemilu tahun 2019. "Dari manapun ranah partainya, kita harus bersatu dan saling dukung karena juga sama-sama berjuang untuk masyarakat Bali," katanya.
Sukmawati juga berpesan kepada para peserta untuk mempelajari tugas-tugas legislatif yaitu membuat kebijakan, menyusun anggaran serta mengawasi anggaran tersebut.
"Saya harap Anda semua mempelajari kebijakan apa yang dibutuhkan untuk masyarakat Bali ke depan, sehingga bisa dibahas kelak ketika sudah menjadi anggota legislatif," ujarnya.